Penyebab Ketidakpatuhan Berobat Penderita Diabetes Melitus di Provinsi Bali Tahun 2018
Syahrul Hamidi Nasution, Helmi Suryani Nasution, Indah Fajriani, Sofyan Musyabiq Wijaya
DOI:
https://doi.org/10.23960/jkunila.v8i2.pp127-131
Abstract
Prediksi adanya peningkatan jumlah penyandang diabetes melitus (DM) oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjadi salah satu ancaman kesehatan global. Penyandang DM di Indonesia diprediksi mengalami kenaikan dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Diabetes dan komplikasinya telah menyebabkan kerugian ekonomi yang besar bagi mereka yang menjadi penyandang DM termasuk keluarganya, sistem kesehatan dan ekonomi nasional akibat biaya
perawatan medis langsung, hilangnya pekerjaan dan penghasilan. Meningkatnya risiko biaya perawatan, peningkatan penyakit komplikasi, dan risiko rawat inap berbanding lurus dengan rendahnya kepatuhan pengobatan. Identifikasi penyebab ketidakpatuhan pasien melakukan pengobatan DM merupakan tujuan dilakukannya penelitian ini sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi dan strategi untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan. Penelitian deskriftif dengan
metode cross sectional ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari Riskesdas 2018. Terdapat tujuh alasan penyebab ketidakpatuhan berdasarkan kuisioner riskesdas. Alasan yang paling banyak disebutkan adalah merasa sudah sehat yaitu sebanyak 273 orang (22,51%) lalu diikuti oleh minum obat tradisional yaitu sebanyak 267 orang (22,01%), dan sering lupa sebanyak 229 orang (18,88%) total sampel 1.213 respon. Perlu adanya edukasi dan pemantauan yang bersifat terus-menerus
oleh tenaga kesehatan, kader kesehatan, hingga lapisan masyarakat bahkan keluarga terkait pengobatan DM yang bersifat kronik kepada para penderita DM.
Kata Kunci : Diabetes melitus, ketidakpatuhan, riskesdas.