Potensi Agen Probiotik Lactobacillus Rhamnosus Sebagai Modalitas Terapi Asma

Authors

  • Mohamad Reihansyah Deswindra
  • Razmi Zakiah Oktarlina
  • Eka Cania Bustomi

Abstract

Asma merupakan penyakit saluran napas yang ditandai dengan serangan batuk berulang disertai sesak napas dengan bunyi yang khas yaitu bunyi mengi. Asma dapat menyerang semua kelompok umur, namun paling banyak asma terjadi pada anak-anak. Asma dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu, asma idiopatik, asma alergi, dan asma campuran. Patofisiologi terjadinya asma utamanya disebabkan oleh reaksi autoimun akibat alergen, peran sel T helper sangat penting dalam pelepasan mediator-mediator inflamasi yang menyebabkan manifestasi gejala asma. Lactobacillus rhamnosus merupakan bakteri gram positif yang umumnya dapat ditemukan pada makanan hasil fermentasi, saluran pencernaan, dan saluran vagina. Bakteri ini diketahui sebagai agen probiotik yang salah satunya dapat digunakan untuk mencegah gejala inflamasi. Penelitian yang dilakukan pada hewan coba membuktikan bahwa bakteri ini dapat mencegah reaksi inflamasi dengan cara menurunkan kadar dari sel T helper dan menekan pengeluaran dari sitokin terutama IFN- γ. Selain itu agen probiotik ini dapat meningkatkan kadar dari sel T regulator yang dapat mencegah produksi dari sitokin dan sel T helper. Potensi Lactobacillus rhamnosus sebagai modalitas terapi asma sudah terbukti pada penelitian hewan coba dan dapat digunakan sebagai terapi asma di masa depan.
Kata Kunci: agen probiotik, asma, inflamasi, Lactobacillus rhamnosus, terapi.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2018-12-11

How to Cite

Deswindra, M. R., Oktarlina, R. Z., & Bustomi, E. C. (2018). Potensi Agen Probiotik Lactobacillus Rhamnosus Sebagai Modalitas Terapi Asma. Majority, 7(3), 222–227. Retrieved from http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/2081