Gangguan Muskuloskeletal Akibat Kerja: Epidemiologi, Faktor Risiko, Gejala Klinis, Tatalaksana dan Pencegahan
Abstract
Peringkat kedua untuk penyakit penyebab disabilitas di dunia adalah gangguan muskuloskeletal akibat kerja. Faktor yang berperan dalam timbulnya keluhan muskuloskeletal berasal dari individu pekerja maupun lingkungan kerja, yang meliputi faktor biomekanik dan faktor biokimia. Berbagai keluhan yang dirasakan pekerja berupa manifestasi nyeri sampai sulit untuk digerakkan pada bagian otot rangka yang melibatkan otot, ligamen, sendi, dan saraf. Lokasi gangguan muskuloskeletal yang paling sering dikeluhkan adalah pada tubuh bagian atas yang disebabkan karena beban statis dengan frekuensi berulang. Penanganan awal pada pusatkesehatan layanan primer sangat berperan dalam hal efisiensi di lingkungan kerja. Peran terapis okupasi dalam tatalaksana farmakologi maupun non-farmakologi merupakan bagian yang tak kalah penting dalam perawatan pada gangguan muskuloskeletal akibat kerja. Penilaian ergonomi melalui rekayasa stasiun dan alat kerja, serta dengan pengaturan organisasi kerja yang baik, mampu mencegah terjadinya gangguan muskuloskeletal pada pekerja akibat pajanan dari pekerjaan.
Kata kunci: Keluhan Muskuloskeletal, Kesehatan Kerja, Risiko Ergonomi
Downloads
Download data is not yet available.
Downloads
Published
2022-12-02
How to Cite
Tunang, I. P., Utama, W. T., & Ismunandar, H. (2022). Gangguan Muskuloskeletal Akibat Kerja: Epidemiologi, Faktor Risiko, Gejala Klinis, Tatalaksana dan Pencegahan. Jurnal Kesehatan Dan Agromedicine, 9(2), 109–115. Retrieved from https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3096
Issue
Section
Artikel