Peran Human Epidermal Growth Factor Receptor-2 pada Kanker Payudara
Abstract
Salah satu penyebab kematian tertinggi pada wanita adalah kanker payudara. Selama tahun 2017 diperkirakan terdapat 252.710 wanita yang terdiagnosis kanker payudara di seluruh dunia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan insidensi kanker payudara di Indonesia mencapai 61.682 kasus, dan provinsi Lampung menyumbang 0,3% kasus di antaranya. Kanker payudara berhubungan erat dengan onkogen human epidermal growth factor receptor-2(HER-2 atau neu). Secara fisiologis gen ini dibutuhkan untuk proses diferensiasi dan proliferasi sel. Namun, ketika gen HER-2 diekspresikan secara berlebihan, seperti yang ditemukan pada 20-25% kanker payudara, maka terjadi pertumbuhan sel berlebih dan transformasi menjadi keganasan. Berbagai penelitian telah melaporkan bahwa kanker payudara dengan HER-2 positif memiliki kaitan erat dengan manifestasi klinis yang lebih agresif, tingkat metastase yang lebih tinggi, derajat histopatologi yang lebih buruk dan angka harapan hidup yang lebih rendah. Deteksi status HER-2 pada pasien kanker payudara adalah suatu cara untuk mendeteksi terjadinya relaps dan menentukan jenis terapi yang dapat diberikan. Obat kemoterapi yang menargetkan HER-2 disebut sebagai anti HER-2 telah banyak digunakan. Penggunaan agen anti HER-2 monoterapi memiliki tingkat efikasi yang lebih rendah, namun pemberian kombinasi anti HER-2 dengan mekanisme kerja yang berbeda dapat meningkatkan efikasi terapi pada pasien kanker payudara.Kata kunci: gen, HER-2, kanker payudara.
Downloads
Download data is not yet available.
Downloads
Published
2018-12-22
How to Cite
Amtiria, H. R., & Berawi, K. N. (2018). Peran Human Epidermal Growth Factor Receptor-2 pada Kanker Payudara. Jurnal Kesehatan Dan Agromedicine, 5(02), 644–647. Retrieved from https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/2127
Issue
Section
Tinjauan Pustaka