Peranan Lateral Flow Urine Lipoarabinomannan Assay (LF-LAM) Sebagai Alternatif Pemeriksaan Tuberculosis Pada Anak Dengan Infeksi HIV: Studi Kasus

Authors

  • Oktadoni Saputra
  • Reynhard Theodorus Xaverius Saragih

DOI:

https://doi.org/10.23960/jkunila.v7i2.pp100-104
Abstract View: 456

Abstract

Infeksi Mycobacterium tuberculosa (Tb) pada anak dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) mempunyai risiko yang  lebih tinggi dibandingkan dengan anak tanpa infeksi HIV. Pemeriksaan lateral flow urine lipoarabinomannan assay (LF-LAM) untuk mendeteksi Tb pada pasien dengan HIV sudah banyak digunakan pada pasien dewasa. Bayi berusia 5 bulan dengan terinfeksi HIV. Ibu pasien mengaku bahwa pasien mengeluhkan batuk berdahak dengan konsistensi kental dan berwarna putih disertai sesak dan demam yang hilang timbul sejak 1 bulan. Sebelum merasakan keluhan, pasien rutin mengkonsumsi Zidovudine, Lamivudine dan Dolutegravir. Pada pemeriksaan antropometri didapatkan underweight, severely stunted dan gizi buruk tipe marasmik dengan berat badan 4 kg dan panjang badan 59 cm. Tanda-tanda vital menunjukkan respiratory
rate sebesar 64x/menit, SpO2 96% dengan oksigen nasal kanul 2 liter/menit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan retraksi subcostal dan rhonki pada kedua lapang paru. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia ringan dan peningkatan
marker inflamasi yaitu Laju Enap Darah (LED). Pemeriksaan deteksi infeksi Tb dengan Tes Cepat Molekuler (TCM) sputum didapatkan hasil negatif, pemeriksaan LF-LAM melalui sampel urin dan didapatkan hasil positif Tb. Beberapa hipotesis
menjelaskan bahwa LAM dilepaskan oleh mikroorganisme dari sirkulasi sistemik (nonrenal) ke dalam sirkulasi, kemudian akan berikatan dengan antibodi anti-LAM membentuk kompleks imun dan dikeluarkan melalui urin. Hipotesis kedua
menyatakan bahwa M.Tb melepaskan molekul LAM bebas ke dalam kompartemen sistemik melalui sirkulasi, namun molekul ini tidak terikat oleh antibodi. Hal inilah yang menjadi kelebihan LAM sehingga tidak dipengaruhi oleh kondisi
immunocompromised atau imunosupresi pasien misalnya pada Koinfeksi dengan HIV. LAM kemudian disekresikan melalui urin oleh ginjal normal. Meskipun tidak ada M.Tb yang teridentifikasi melalui pemeriksaan sputum, hasil LAM urin ini tetap
didapatkan hasil positif. Hipotesis ke-tiga, LAM langsung dikeluarkan ke dalam urin oleh organisme M.Tb jika terdapat Infeksi langsung M.Tb pada ginjal sehingga akan memberikan hasil tes LAM positif di Urin. Pemeriksaan LF-LAM dapat
menjadi alternatif pemeriksaan penunjang untuk penegakan diagnosis Tb pada anak dengan infeksi HIV.

Kata kunci: Lipoarabinomannan, LAM, LF-LAM, HIV, Tuberculosis

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2023-11-29

How to Cite

Saputra, O., & Saragih, R. T. X. (2023). Peranan Lateral Flow Urine Lipoarabinomannan Assay (LF-LAM) Sebagai Alternatif Pemeriksaan Tuberculosis Pada Anak Dengan Infeksi HIV: Studi Kasus. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung, 7(2), 100–104. https://doi.org/10.23960/jkunila.v7i2.pp100-104

Issue

Section

Research

Most read articles by the same author(s)