Manifestasi Kelainan Kulit pada Penyakit Corona Virus (COVID-19)

Authors

  • Astrid Ananda
  • Dwi Indria Anggraini
  • Hendra Tarigan Sibero

Abstract

COVID-19 ditetapkan WHO menjadi pandemi sejak Maret 2020. Manifestasi kelainan kulit mulai dilaporkan terjadi pada pasien
COVID-19. Pada COVID-19 terjadi respon hiperimun yang menyebabkan produksi berlebihan dari respon sitokin proinflamasi (TNF, IL-6, dan IL-1 beta) yang disebut sebagai badai sitokin. Hal ini menjadi mekanisme yang menyebabkan kerusakan lokal pada kulit. Aktivasi jalur koagulasi selama respon imun terhadap infeksi menyebabkan produksi berlebih sitokin yang berdampak pada kerusakan multiorgan. Ketidakseimbangan prokoagulan-antikoagulan memengaruhi terjadinya mikrotrombosis,
disseminated intravascular coagulation (DIC) dan kegagalan multi-organ. Mekanisme ini menjelaskan kejadian lesi nekrotik, hemoragik dan livedo retikularis. Manifestasi kelainan kulit muncul antara 3 hari sebelum hingga 13 hari sesudah diagnosis COVID-19. Manifestasi yang sering muncul dapat berupa ruam morbiliform, urtikaria, erupsi vesikular (varicella-like), jari kaki covid (Chilblains-like), erupsi livedoid, dan petechiae. Daerah predileksi yang paling sering terjadi kelainan adalah tangan, kaki,
dan batang tubuh. Kebanyakan manisfestasi kulit ini dapat sembuh sendiri.

Kata Kunci: COVID-19, kelainan kulit, SARS-CoV-2


Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2020-12-02

How to Cite

Ananda, A., Anggraini, D. I., & Sibero, H. T. (2020). Manifestasi Kelainan Kulit pada Penyakit Corona Virus (COVID-19). Majority, 9(2). Retrieved from http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/2861

Issue

Section

Artikel Penelitian

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2