Spondilitis Tuberkulosis: Epidemiologi, Diagnosis, Tatalaksana, dan Prognosis
Abstract
Indonesia menempati urutan ketiga dengan kasus tuberkulosis paling banyak di Dunia setelah India dan China. Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi kronik yang paling banyak disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberkulosis ditemukan di parenkim paru dan menyebabkan TB paru, tetapi bakteri ini juga mempunyai kemampuan untuk menginfeksi organ lain (TB ekstra paru) seperti pada tulang, kelenjar limfe, pleura, dan organ ekstra paru lain. Spondilitis tuberkulosis adalah suatu bentuk destruktif dari tuberkulosis dan merupakan setengah dari semua kasus tuberkulosismuskuloskeletal. Diagnosis dini spondilitis tuberkulosis sulit untuk ditegakkan dan sering diduga sebagai neoplasma spinal ataupun spondilitis piogenik lain. Biasanya diagnosis baru dapat ditegakkan pada stadium lanjut yaitu saat sudah terjadi deformitas tulang dan defisit neurologis. Diagnosis spondilitis tuberkulosis bergantung pada manifestasi klinis dan penemuan neuroimaging. Konfirmasi etiologi membutuhkan pemeriksaan Basil Tahan Asam pada mikroskop atau kultur dengan sampel yang diperoleh pada hasil biopsi dari lesi. Selain itu, pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Laju Endap Darah (LED) juga dapat dilakukan. Dengan penegakkan diagnosis dini dan pengobatan segera, prognosis umunya baik.
Kata kunci: Mycobacterium tuberculosis, Tuberkulosis Ekstraparu, Spondilitis Tuberkulosis
Downloads
Download data is not yet available.
Downloads
Published
2023-02-06
How to Cite
Desenia, A. P., Fauzi, A., Triyandi, R., & Rahmayani, F. (2023). Spondilitis Tuberkulosis: Epidemiologi, Diagnosis, Tatalaksana, dan Prognosis. Jurnal Kesehatan Dan Agromedicine, 9(1), 5–14. Retrieved from https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3077
Issue
Section
Artikel