Pengaruh Disfungsi Hormon Tiroid terhadap Siklus Menstruasi pada Fungsi Reproduksi Wanita
Abstract
Hormon tiroid terlibat dalam mengatur siklus menstruasi dan kesuburan termasuk mengatur follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone pada biosintesis hormon steroid oleh triiodotironin di oosit. Hormon tiroid berpengaruh pada semua aspek reproduksi. Amenore merupakan salah satu perubahan klinis yang berhubungan dengan hipertiroid. Sejak saat itu, amenore secara berkala dilaporkan berhubungan dengan perubahan lain pada siklus menstruasi, termasuk, oligomenore, hipomenore, dan anovulasi. Gangguan ini telah dilaporkan terjadi pada lebih dari setengah penderita hipertiroidisme. Perubahan ini dihubungkan dengan gangguan ovulasi dan infertilitas. Gangguan fungsi menstruasi adalah salah satu indikator yang sangat penting dari fungsi ovarium yang tampak. Siklus menstruasi yang tidak teratur atau lebih panjang berhubungan dengan tidak adanya ovulasi. Selain itu, hormon tiroid, triiodotironin dan reseptornya merupakan salah satu penyokong trofoblast. Penelitian in vitro menunjukkan bahwa hormon tiroid bekerja secara langsung pada perkembangan awal plasenta, stimulasi angiogenesis dan mendukung terjadinya invasi, serta diferensiasi sel embrionik. Reseptor tiroid diekspresikan pada endometrium manusia, level tertinggi terlihat pada endometrium reseptif dan faktor parakrin seperti faktor penghambat leukimia dan leptin yang berperan penting dalam keberhasilan implantasi embrio. Sehingga dapat diketahui selain menyebabkan gangguan menstruasi, gangguan fertilitas, disfungsi hormon tiroid juga mempengaruhi kondisi janin selama dalam masa kandungan. Maka, jika ditemukan kasus mengenai gangguan menstruasi dan fertilitas, perhatikan hubungannya dengan disfungsi hormon tiroid sehingga dapat dilakukan intervensi sesegera mungkin.
Kata kunci: Fungsi reproduksi wanita, hormon tiroid, siklus menstruasi