Potensi Tanaman Pepaya (Carica papaya) sebagai Antihelmintik
Abstract
Helminthiasis merupakan salah satu penyakit infeksi yang banyak terjadi di wilayah tropis terutama menyerang populasi anak-anak dan petani di daerah pedesaan. Cacing yang biasa menginfeksi adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis, dan cacing kait. Berdasarkan data WHO, lebih dari 24% populasi di dunia atau sekitar 1 – 2 juta orang terinfeksi cacing usus. Di Indonesia, berdasarkan data Kemenkes RI pada tahun 2006 infeksi kecacingan STH untuk semua umur mencapai 40 – 60 %. Helminthiasis dapat diobati dengan berbagai macam obat tergantung jenis cacingnya.Namun, kini sudah ada laporan resisten terhadap antihelmintik di berbagai tempat. Hal ini menyebabkan perlu dilakukan alternatif obat untuk menanggulangi resistensi antihelmintik. Masyarakat India telah lama memanfaatkan berbagai bagian tanaman pepaya sebagai antihelmint. Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman yang mudah ditemukan di Indonesia khususnya di pedesaan. Bagian tanaman pepaya yang dapat dimanfaatkan sebagai antihelmintik adalah daun pepaya, biji pepaya, getah pepaya, dan akar pepaya. Tanaman pepaya mengandung sistein proteinase, alkaloid, enzim papain, chymopapain, ekstrak getah papaya, saponin, flavonoid, karpain, dan tanin. Mekanisme kerja dari beberapa zat yangterkandung dalam pepaya sebagai antihelmintik adalah dengan memecah jaringan ikat, menghidrolisis protein eksoskeleton sehingga kutikulanya dapat rusak dan mengeluarkan isi tubuhnya, menekan sistem saraf pusat cacing, dan menyebabkan kelumpuhan otot pada cacing.
Kata kunci: anti helmintik Carica papaya, Pepaya
Downloads
Download data is not yet available.
Downloads
Published
2019-03-30
How to Cite
Oktofani, L. A., & Suwandi, J. F. (2019). Potensi Tanaman Pepaya (Carica papaya) sebagai Antihelmintik. Majority, 8(1), 246–250. Retrieved from https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/2328
Issue
Section
Artikel Penelitian