Perbedaan Daya Hambat Ekstrak Bawang Daun ( Allium fistulosum L. ) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Methiciilin Resistant Staphylococcus aureus Secara In Vitro

Authors

  • Febe Sintia Kristiani
  • Tri Umiana Soleha
  • Anggraeni Janar Wulan

Abstract

Penyakit infeksi telah menjadi beban kesehatan baik de negara maju dan berkembang. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan antibiotic yang tak rasional. Resistensi Staphylococcus aureus terhadap metisilin telah menghasilkan strain baru dinamakan methicillin reistant Staphylococcus aureus(MRSA). Bawang daun memiliki kandungan luteolin, quercetin dan allicin yang telah diteliti memiliki efek antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan daya hambat ekstrak bawang daun dibanfingkan kontrol positif. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Penelitian menggunakan bakteri MRSA yang diberikan ekstrak bawang daun dengan 7 kelompok. Konsentrasi 100% (K1), konsentrasi 50% (K2), konsentrasi 25% (K3), konsentrasi 12,5% (K4), konsentrasi 6,25% (K5), kontrol negatif dengan aquades (K6), dan kontrol positif dengan vankomisin (K7). Data yang didapat diolah menggunakan analisis Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji post hoc Mann-Whitney untuk melihat kelompok yang memiliki perbedaan bermakna. Hasil rerata diameter zona hambat yaitu K1 4 mm, K2 1,75 mm, K3 0 mm, K4 0 mm, K5 0 mm, K6 0 mm, dan K7 16,25 mm. Hasil analisis menunjukkan p:0,002. Analisis uji post hoc menunjukkan bahwa kelompok yang memiliki perbedaan bermakna adalah kelompok K1, K2, K3, K4, K5, K6 dengan K7. Ekstrak bawang daun tidak memiliki efek antibakteri yang baik terhadap MRSA.
Kata kunci: Antibakteri, Bawang Daun, Methicillin Resistant Staphylococcus aureus

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2018-03-05

How to Cite

Kristiani, F. S., Soleha, T. U., & Wulan, A. J. (2018). Perbedaan Daya Hambat Ekstrak Bawang Daun ( Allium fistulosum L. ) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Methiciilin Resistant Staphylococcus aureus Secara In Vitro. Majority, 7(2), 42–49. Retrieved from https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1850

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 5 6 > >>