Jurnal Kesehatan dan Agromedicine https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro <p align="justify"><strong>Jurnal Agromedicine Unila</strong> (Journal of Health and Agromedicine) is a peer-reviewed scientific journal published by the Faculty of Medicine, University of Lampung. This journal serves as a platform for disseminating research findings and scholarly discussions in the fields of medicine, public health, environmental health, and their intersections with agriculture and agromedicine. The journal emphasizes preventive, promotive, and educational health strategies, especially within rural and agrarian communities. <strong>Jurnal Agromedicine </strong>welcomes original articles, reviews, and community-based research in areas including but not limited to: Epidemiology and public health, Tropical infectious diseases, Community nutrition and food security, Environmental and occupational health, Community-based health interventions, Agromedicine and the health-agriculture interface.</p> Fakultas Kedokteran Universitas Lampung en-US Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2356-332X Penatalaksanaan Holistik Pasien Wanita Usia 65 Tahun dengan Kanker Payudara Post Mastektomi melalui Pendekatan Keluarga di Wilayah Puskesmas Kampung Sawah https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3505 <p>Breast cancer is the most common type of cancer and attacks women throughout the world. Breast cancer is a malignancy in breast tissue that can originate from the ductal epithelium or lobules. In Indonesia, more than 80% of cases are found to be at an advanced stage, where treatment is difficult so understanding is needed regarding prevention, early diagnosis, curative and palliative treatment as well as rehabilitation, so that treatment can be done optimally. The purpose of this paper is to identify internal and external risk factors, clinical problems, as well as holistic and comprehensive management according to a family doctor's approach through a family, patient-centered and community-oriented approach. The study conducted was in the form of a case report. Data was obtained through alloanamnesis, physical examination and home visits. Assessment based on initial and final holistic diagnosis quantitatively and qualitatively. Patient Mrs. J, 65 years old, lives with his younger sibling. The patient came to Kampung Sawah Puskesmas with the aim of changing of the dressing wound from post mastectomy operation and complained of pain in the surgical wound. The patient’s clinical diagnosis was breast cancer. Interventions are given pharmacological dan non pharmacological. There is an increase in patient and family’s knowledge regarding the patient’s condition and there is an improvement of patient’s condition.</p> Arifah Putri Desenia Winda Trijayanthi Utama Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 1 13 10.23960/jka.v12i1.pp1-13 Penatalaksanaan Holistik Pada Anak Usia 6 Tahun Dengan Demam Tifoid Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumur Batu https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3508 <p>Penyakit pada sistem pencernaan ini disebabkan oleh bakteri <em>Salmonella typhi</em>. Melaksanakan layanan kesehatan dokter keluarga dengan prinsip <em>evidence based medicine</em> secara menyeluruh dan terpadu kepada individu, dengan mengenali faktor pemicu, gangguan kesehatan, serta strategi penanganan yang disusun melalui pendekatan <em>patient centered, family approach, dan community oriented.</em> Penelitian ini disusun dalam bentuk laporan kasus. Informasi dikumpulkan melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta survei rumah untuk mengamati kondisi lingkungan sekitar. Penilaian dilakukan berdasarkan pendekatan diagnosis menyeluruh yang mencakup tahap awal, proses berlangsung, hingga hasil akhir studi, baik secara deskriptif maupun numerik. Pasien An. D usia 6 tahun, dengan keluhan utama demam sejak 6 hari yang disertai, lemas, mual dan muntah, lidah terasa pahit, dan penurunan nafsu makan. Pasien didiagnosa demam tifoid berdasar atas kondisi klinisnya dan hasil laboratoriumnya yang selaras atas <em>evidence based medicine</em>. Pasien memperoleh tindakan berupa edukasi terkait infeksi tifoid. Usai pelaksanaan tindakan tersebut, tercatat adanya perbaikan gejala klinis, peningkatan pemahaman pasien mengenai penyakit, serta terjadinya modifikasi dalam pola perilaku pasien. Penentuan diagnosa serta tata laksana terhadap kasus tifoid pada individu ini telah mengikuti panduan standar nasional. Perkembangan tanda-tanda klinis, wawasan, serta sikap dari pasien maupun anggota keluarganya mengalami perubahan positif setelah diberikan intervensi yang mengacu pada <em>evidence based medicine</em>.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Dokter Keluarga, Demam Tifoid, Penatalalaksanaan Holistik.</p> Helsa Apty Tamara Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 14 28 10.23960/jka.v12i1.pp14-28 Penatalaksanaan Holistik Pada Wanita Usia 70 Tahun dengan Neuralgia Post Herpetik (NPH) Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3511 <p>Neuralgia post herpetik (NPH) merupakan komplikasi paling umum dari herpes zoster (HZ), dengan definisi bervariasi tergantung pada durasi nyeri pasca ruam kulit. Umumnya, NPH didefinisikan sebagai nyeri yang menetap 90–120 hari setelah munculnya ruam. Laporan ini bertujuan mengidentifikasi faktor risiko dan penatalaksanaan NPH secara holistik melalui pendekatan dokter keluarga berbasis evidence based medicine yang meliputi pendekatan pasien (<em>patient-centered</em>), keluarga (<em>family approach</em>), dan masyarakat (<em>community oriented</em>). Studi ini menggunakan metode laporan kasus, dengan data diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan kunjungan rumah. Pasien mengalami nyeri menjalar dari jari tangan kanan hingga pundak selama lima bulan, disertai sensasi ditusuk-tusuk, gatal, panas, kebas, dan kekakuan. Riwayat awal menunjukkan adanya bintil merah berisi air dan nyeri di lengan kanan atas yang disertai demam. Pengobatan awal hanya menggunakan salep, dan meskipun ruam menghilang, nyeri menetap. Diagnosis dan penatalaksanaan dilakukan secara menyeluruh, mencakup edukasi pasien dan keluarga. Intervensi yang dilakukan berhasil meningkatkan pemahaman serta perubahan perilaku pada pasien dan keluarganya. Pendekatan yang digunakan sesuai dengan panduan nasional dan prinsip kedokteran berbasis bukti.</p> Intan Nurhaliza Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 29 37 10.23960/jka.v12i1.pp29-37 PENATALAKSANAAN PASIEN REMAJA LAKI-LAKI USIA 15 TAHUN DENGAN PENYAKIT GASTROESOFAGEAL REFLUX DISEASE (GERD) MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS RAWAT INAP PANJANG https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3514 <p><em>Gastroesophageal Reflux Disease</em> (GERD) adalah kondisi medis di mana isi lambung, termasuk asam lambung, naik kembali ke kerongkongan dengan berulang kali. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti perasaan terbakar di dada (heartburn), regurgitasi asam, rasa pahit di mulut, dan nyeri dada.&nbsp; Angka kejadian GERD di Indonesia cukup tinggi dengan kasus 30.154 per tahun. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi faktor risiko internal maupun eksternal, masalah klinis, dan juga penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif sesuai pendekatan dokter keluarga melalui <em>family-approach, patient-centered, </em>dan <em>community oriented. </em>Studi yang dilakukan berupa laporan kasus. Data diperoleh melalui aloanamnesis dan autoanamnesis, pemeriksaan fisik, dan kunjungan rumah. Penilaian berdasarkan diagnosis holistik awal dan akhir secara kuantitatif dan kualitatif. Pasien An. MF usia 15 tahun tinggal bersama ayah, ibu, dan kakaknya. Pasien mengeluhkan nyeri ulu hati yang memberat sejak 1 hari sebelum datang ke puskesmas. Diagnosis klinis pasien yaitu <em>Gastroesophageal Reflux Disease</em> (GERD). Intervensi diberikan secara farmakologi dan non-farmakologi dan didapatkan adanya perbaikan klinis serta peningkatan pengetahuan keluarga pasien mengenai kondisi pasien. Telah dilakukan penatalaksanaan holistik dengan pendekatan dokter keluarga pada An. MF dan keluarga. Intervensi yang dilakukan telah menambah pengetahuan dan perubahan perilaku pasien dan keluarganya yang tampak pada perbaikan diagnosis holistik akhir.</p> Delisa Mutiara Nabila Dian Isti Angraini Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 38 51 10.23960/jka.v12i1.pp38-51 PENATALAKSANAAN HOLISTIK PADA WANITA 47 TAHUN DENGAN DERMATITIS KONTAK IRITAN DAN PITYRIASIS VERSICOLOR MELALUI PENDEKATAN DOKTER KELUARGA DI WILAYAH PUSKESMAS RAWAT INAP GEDONG TATAAN https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3518 <p>Irritant contact dermatitis (ICD) is an inflammation of the skin that occurs due to exposure to irritant substances or materials. This condition can be experienced by anyone, regardless of age, gender, or race. The main treatment for ICD is to identify and avoid exposure to the irritant that triggers it. Using a comprehensive and integrated family medicine approach to identify risk factors and clinical problems, and conducting patient management based on evidence-based medicine, with a patient-centered, family-involved, and community-oriented approach. This study uses a case report approach as a form of analysis. Primary data were collected through anamnesis and physical examination, while secondary data came from patient medical records at the Health Center. Evaluation was carried out quantitatively and qualitatively based on a holistic diagnosis that included the initial stage, process, and end of the study. Mrs. S, 47 years old, came to the Gedong Tataan Health Center with complaints of red and itchy spots on both palms accompanied by peeling skin since 2 weeks ago, accompanied by other complaints of white spots on both cheeks accompanied by itching. The patient was worried that the complaints would persist and could interfere with her daily activities. The patient is a dawet seller. The patient was diagnosed with irritant contact dermatitis and pityriasis versicolor based on anamnesis and physical examination. Non-drug and drug interventions were performed on the patient and her family with education related to the patient's disease in three home visits. Comprehensive management with a family medicine approach has been applied to Mrs. S, 47 years old, who experienced irritant contact dermatitis and pityriasis versicolor, according to the results of the initial holistic diagnosis. The interventions provided succeeded in increasing the patient's understanding and encouraging behavioral changes in the patient and her family members.</p> <p> </p> Khairunnisa Salsabila Sahab Sibuea Imelda Carolia Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 52 62 10.23960/jka.v12i1.pp52-62 Penatalaksanaan Holistik pada Laki-Laki Usia 67 Tahun dengan Hidrokel, Hipertensi Grade II dan Diabetes Militus melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Natar https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3539 <p><strong>Latar Belakang</strong>: Hipertensi dan diabetes merupakan penyakit degeneratif yang salah satu komplikasinya dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Salah satu tanda kerusakan ginjal adalah edema tungkai dan hidrokel. <strong>Tujuan:</strong> Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan faktor risiko, masalah klinis, dan melakukan penatalaksanaan berkelanjutan secara menyeluruh dengan menerapkan dokter keluarga yang sesuai dengan <em>Evidance based medicine</em> melalui pendekatan yang berpusat pada pasien dan keluarga. Strategi penelitian ini dapat berupa laporan kasus. <strong>Metode:</strong> Informasi penting diperoleh melalui autoanamnesis dan aloanamnesis, pemeriksaan fisik serta kunjungan rumah, hingga informasi keluarga secara menyeluruh, informasi psikososial dan biologis. Evaluasi dilakukan berdasarkan kesimpulan menyeluruh dari awal, persiapan, dan kesimpulan penelitian secara kuantitatif dan kualitatif <strong>Hasil:</strong> Faktor risiko internal yang menyebabkan penyakit kronis meliputi kebutuhan informasi berkelanjutan terkait hidrokel, hipertensi dan diabetes melitus dan asupan makanan&nbsp; tidak sesuai dengan aturan gizi yang disesuaikan. Faktor risiko eksternal yang mempengaruhi kondisi pasien adalah kebutuhan informasi keluarga terkait penyakit pasien dan keluarga pasien mengutamakan pengobatan kesembuhan. <strong>Kesimpulan:</strong> Penatalaksanaan yang menyeluruh dapat meredakan efek samping klinis yang terus-menerus dan meningkatkan ketenangan serta informasi keluarga terkait penyakit. Tekanan darah dan gula darah pasien terkontrol dengan obat-obatan, ada peningkatan aktivitas fisik dan kesadaran untuk berhenti merokok serta peningkatan asupan makanan pasien.</p> Satria Adi Nugraha Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 63 81 10.23960/jka.v12i1.pp63-81 Penatalaksanaan Holistik pada Pasien Anak 1 Tahun dengan Diare Cair Akut melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Simpur https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3540 <p>Kematian anak usia dini umum terjadi di negara berkembang dengan diare&nbsp; sebagai salah satu penyebab kematian. Setiap tahun terdapat 2,5 miliar kasus diare yang tercatat pada anak kecil dengan 1.400 kematian setiap harinya. Diare dapat menyebabkan kekurangan hidrasi, perkembangan terhambat, dan kurangnya nutrisi sehat pada anak. Dampak yang ditimbulkan oleh diare memerlukan peran pasien dan keluarga dalam mengantisipasi dan memberikan pertolongan pertama. Jadi peran dokter keluarga sangat penting dalam menangani pasien secara komprehensif dan menyeluruh. Intinya adalah menerapkan prinsip pendekatan dokter keluarga yang menyeluruh dalam mengenali variabel risiko internal dan eksternal serta memahami masalah berdasarkan <em>evidence based medicine</em> yang merupakan pendekatan dan pemahaman keluarga yang berpusat. Pemikiran ini dapat berupa gambaran grafis dari laporan kasus. Informasi penting diperoleh melalui autoanamnesis dan alloanamnesis, pemeriksaan fisik, dan kunjungan rumah. Informasi tambahan diperoleh dari catatan pengobatan yang terus-menerus. Kasus ini bermula dari laporan kasus anak usia 1 tahun yang mengalami BAB cair selama 2 hari. BAB cair paling sering terjadi dan memiliki peluang kejadian internal dalam lingkungannya. Pemberian obat telah dilakukan pada pasien dengan BAB cair dengan menggunakan <em>evidence based medicine</em> dan konseling menggunakan media gambar terkait BAB cair. Pemberian obat secara menyeluruh dengan pendekatan pengobatan keluarga diperlukan pada pasien dengan BAB cair yang parah untuk mengurangi keluhan dan mengantisipasi kekambuhan penyakit.</p> M Arifin Ilham Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 82 97 10.23960/jka.v12i1.pp82-97 The The Relationship Between Individual Characteristics and The Number Of Children on Drug Waste Management Behavior at The Household Scale in Kedaton District of Bandar Lampung https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3543 <p><strong>Background</strong>: Medicines are often stored in households for health-related needs. However, prolonged storage can lead to an increase in pharmaceutical waste. This type of waste requires specific handling through proper management behavior. Within the household context, mothers play a vital role in managing pharmaceutical waste. The aim of this study is to examine the relationship between individual factors such as age, education level, type of occupation, income, and number of children with the behavior of housewives in managing pharmaceutical waste in the Kedaton District.</p> <p><strong>Method</strong>: This research is an analytical observational study using a cross-sectional design and purposive sampling technique. A total of 108 housewives in Kedaton District were selected as the research sample. Data were collected using a questionnaire and analyzed using the chi-square test.</p> <p><strong>Results</strong>: It was found that 43 respondents (39.8%) demonstrated poor pharmaceutical waste management behavior, while 65 individuals (60.2%) showed good management behavior. Statistical analysis revealed significant relationships between age, education level, occupation, and income with pharmaceutical waste management behavior. However, no significant relationship was found between the number of children and this behavior.</p> <p><strong>Conclusion</strong>: Most housewives in Kedaton District have shown positive behavior in managing pharmaceutical waste. Factors such as age, education, occupation, and income influence this behavior, whereas the number of children does not have a significant impact.</p> <p><strong>Keywords</strong>: Individual Characteristics, Management Behavior, Number of Children, Pharmaceutical Waste, Household.</p> Indika Poloriani Tunang Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 98 107 10.23960/jka.v12i1.pp98-107 PENATALAKSANAAN HOLISTIK PADA WANITA 53 TAHUN DENGAN HIPERTENSI DAN ASMA TERKONTROL MELALUI PENDEKATAN DOKTER KELUARGA DI WILAYAH PUSKESMAS NATAR https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3546 <p>Hipertensi adalah salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut Word Health Organization (WHO) tahun (2019) sekitar 1,13 miliar atau 22% orang yang menderita hipertensi dari total penduduk dunia. Hipertensi di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunya. Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan tahun 2018 menunjukan penderita yang mengalami hipertensi dari umur 18 – 75 tahun mencapai sekitar 34,11%. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk penerapan pelayanan dokter keluarga berbasis <em>evidence based medicine </em>dengan mengidentifikasi faktor resiko, masalah klinis, serta penatalaksanaan pasien dengan pendekatan <em>patient centered </em>dan <em>family approach</em>. Data primer diperoleh melalui autoanamnesis, pemeriksaan fisik dan kunjungan rumah, untuk melengkapi data keluarga, data psikososial dan lingkungan. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik dari awal, proses, dan akhir studi secara kuantitatif dan kualitatif. Pasien Ny.Y usia 53 tahun dengan keluhan satu hari sebelum pasien datang ke puskesmas, pasien merasa pusing. Pasien&nbsp; mengatakan&nbsp; memiliki&nbsp; riwayat darah tinggi dan asma. Pasien telah menderita darah tinggi sejak ± 2 tahun yang lalu dan asma baru terdiagnosis oleh dokter di Puskesmas sekitar 3 bulan yang lalu. Selama ini pasien berobat ke puskesmas hanya jika pasien mengalami keluhan saja. Pasien merasa jika keluhan membaik, pasien sudah tidak memerlukan obat kembali. Pasien jarang beraktivitas fisik dan kurang menjaga pola makan. Setelah dilakukan intervensi pasien sudah rutin kontrol ke puskesmas untuk mengambil obat hipertensi dan cek tekanan darah serta mulai memperbaiki pola makan, dan menambah aktivitas fisik. Penatalaksaan holistik dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku pasien dan keluarga dalam menjaga kesehatan.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Hipertensi, Asma, Aktivitas Fisik, Penatalaksanaan Holistik</p> Anggit Anindyaguna Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 108 122 10.23960/jka.v12i1.pp108-122 Holistic Management of A 55-year-old Female Patient with Benign Paroxysmal Positional Vertigo through Family Medicine Approach https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3548 <p style="font-weight: 400;">Vertigo is defined as a postural awareness disorder and can be a feeling of spinning in oneself or the surrounding environment. According to WHO, vertigo often occurs at the age of 18-79 years with a global prevalence of 7.4% and an annual incidence of 1.4%. This study employs a holistic and comprehensive family medicine approach to identify risk factors, clinical issues, and to guide patient management, grounded in evidence-based practices. The approach integrates a family-focused, patient-centered, and community-oriented perspective. The analysis is presented in the form of a case report. Primary data were collected through anamnesis and physical examination, while secondary data were sourced from the patient's medical records at the Health Center. The evaluation was conducted using a holistic diagnostic framework, encompassing the initial, processual, and concluding phases of the study, with both quantitative and qualitative assessments. Patient Mrs. H, 55 years old, has internal risk aspects in the form of gender, age factor &gt;50 years, lack of knowledge about vertigo, curative treatment patterns, fatigue and excessive stress. External risk aspects of the patient are lack of family knowledge about vertigo, curative family treatment patterns, and lack of emotional and practical support from the family for the patient's daily activities. After the intervention, there was improvement in the clinical symptoms of vertigo in patients, increased patient knowledge about vertigo, and changes in patient treatment patterns.</p> <p><span style="font-weight: 400;"><strong>Keyword:</strong> Benign Paroxysmal Positional Vertigo, </span><span style="font-weight: 400;">Family Medicine</span></p> Avisa Jinan Azura Diana Mayasari Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 123 136 10.23960/jka.v12i1.pp123-136 Penatalaksanaan Kedokteran Keluarga Pada Wanita Usia 51 Tahun dengan Dispepsia dan Konstipasi Pasca Kemoterapi Kanker Payudara Dengan Hipertensi https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3554 <p>Kanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak pada wanita. Terapi kanker yang dapat diberikan yaitu operasi, radiasi, kemoterapi, terapi hormon, dan terapi target. Kemoterapi bersifat paliatif yaitu bersifat meningkatkan kualitas hidup pasien dan menghambat pertumbuhan kanker. Menerapkan prinsip pendekatan kedokteran keluarga secara holistik dan komprehensif berbasis <em>evidence based medicine</em> pada pasien dengan mengidentifikasi faktor risiko, masalah klinis, serta penatalaksanaan pasien dengan pendekatan <em>patient centered, family focused,</em> dan <em>community oriented</em>. Studi ini merupakan studi deskriptif berupa laporan kasus. Data primer diperoleh melalui&nbsp; anamnesis, pemeriksaan fisik, dan kunjungan ke rumah untuk melengkapi data keluarga dan menilai lingkungan fisik. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis&nbsp; holistik dari awal, proses, dan akhir studi.&nbsp; Pasien datang ke Puskesmas Karang Anyar dengan nyeri ulu hati, mual, muntah, perut kembung, sulit bab, lemas sejak satu minggu yang lalu pasca kemoterapi kanker payudara. Pasien didiagnosis kanker payudara dan hipertensi. Setelah dilakukan intervensi diharapkan didapatkan penurunan gejala klinis dan perubahan perilaku pasien dan keluarganya. Dapat disimpulkan penatalaksanaan secara holistik dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku pada pasien. Selain itu, peran keluarga amat penting dalam perawatan dan&nbsp; pengobatan pasien serta dukungan juga diperlukan</p> RR ASTRI NUR AZIZAH UTAMA Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 137 147 10.23960/jka.v12i1.pp137-147 Penatalaksanaan Holistik Pada Wanita Usia 51 Tahun dengan Carpal Tunnel Syndrome Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Rawat Inap Kedaton https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3558 <p><strong>Latar Belakang: </strong><em>Carpal Tunnel Syndrome </em>(CTS) merupakan salah satu gangguan neurologis di bagian ekstremitas atas yang akibat adanya penekanan terhadap <em>nervus medianus</em> yang terletak di pergelangan tangan. CTS termasuk salah satu <em>musculoskeletal disorders</em> (MSDs) yang terjadi akibat bahaya ergonomi pekerjaan. Gejalanya berupa nyeri, mati rasa, dan kesemutan pada distribusi <em>nervus medianus. </em>Penanganan yang tepat secara holistik dengan pendekatan kedokteran keluarga diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. <strong>Tujuan: </strong>Menerapkan prinsip pendekatan dokter keluarga secara holistik dan komprehensif dalam mendeteksi faktor risiko internal dan eksternal, masalah klinis, serta penatalaksanaan pasien berbasis <em>Evidence Based Medicine</em> (EBM) yang bersifat <em>patient centered, family approached, </em>dan <em>community based.</em> <strong>Metode: </strong>Studi ini adalah studi deskriptif tentang laporan kasus. Data primer diperoleh melalui <em>autoanamnesis</em>, pemeriksaan fisik, dan kunjungan ke rumah pasien. Data sekunder diperoleh dari rekam medis pasien di Puskesmas Kedaton. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik dari awal, proses, dan akhir studi secara kuantitatif dan kualitatif. <strong>Hasil: </strong>Pasien Ny. S, 51 tahun, didiagnosis CTS ditatalaksana secara komprehensif yaitu diberikan obat berupa obat antinyeri dan vitamin serta melakukan intervensi dengan menggunakan media poster dan penayangan video senam peregangan. Pada evaluasi didapatkan hasil berupa membaiknya keluhan pasien, meningkatnya pemahaman mengenai penyakit dibuktikan dengan perbandingan nilai<em> pre-</em> dan <em>post-test</em> serta meningkatnya dukungan keluarga. <strong>Kesimpulan: </strong>Penerapan pendekatan dokter keluarga diperlukan untuk tatalaksana secara holistik dan komprehensif pada pasien dengan CTS untuk mendeteksi faktor risiko internal dan eksternal demi mendukung keberhasilan terapi dan memperbaiki kualitas hidup pasien.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Penatalaksanaan holistik, Kedokteran keluarga, <em>Carpal tunnel syndrome</em></p> Nickyta Yolandita Rosti Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 148 164 10.23960/jka.v12i1.pp148-164 Penatalaksanaan Holistik Pada Laki-Laki Usia 44 Tahun dengan Demam Tifoid Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Rawat Inap Kedaton https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3560 <p><strong>Latar Belakang</strong>: Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri <em>Salmonella Typhi</em>. Insiden Demam tifoid menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata kesakitan 500/100.000 penduduk dan angka kematian antara 0,6–5%.&nbsp; Prevalensi Demam tifoid di Indonesia mencapai 1,7%. Penyakit ini penting untuk ditatalaksana secara komprehensif agar tujuan pengobatan dapat tercapai. &nbsp;<strong>Tujuan</strong>: Menerapkan pelayanan dokter keluarga yang berbasis <em>evidence based</em> medicine secara holistic dan komprehensif pada pasien dengan mengidentifikasi faktor risiko, masalah klinis, serta penatalaksanaan pasien berdasarkan kerangka penyelesaian masalah pasien dengan pendekatan <em>patient centered</em>, <em>family oriented</em>, serta <em>community oriented</em>.&nbsp; <strong>Metode</strong>: Studi ini merupakan laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis (<em>autoanamnesis</em>), pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan kunjugan rumah. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik awal, proses, dan akhir studi secara kuantitatif dan kualitatif. <strong>Hasil</strong>: Pasien Tn. B, 44 tahun, datang ke poliklinik dengan dengan keluhan demam, lemas, mual, nyeri otot, nyeri perut terutama pada bagian ulu hati dan penurunan nafsu makan sejak 7 hari yang lalu. Pasien didiagnosis dengan demam tifoid melalui hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik serta didukung dengan pemeriksaan widal yang dengan hasil titer thypii H yaitu 1/320. Penatalaksanaan demam tifoid yang diberikan mempertimbangkan hasil evidence based medicine. Setelah dilakukan intervensi didapatkan penurunan gejala klinis, peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku pasien dan keluarganya. <strong>Kesimpulan</strong>: Penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan demam tifoid pada pasien ini sudah sesuai dengan pedoman nasional. Perubahan gejala klinis, pengetahuan dan perilaku pada pasien dan keluarga pasien setelah dilakukan intervensi berdasarkan <em>evidence based medicine</em> yang bersifat <em>patient centred dan family approach </em></p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Demam tifoid, Pelayanan Kedokteran Keluarga, Penatalaksanaan holistik</p> Atha Muchril Hasan Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 165 179 10.23960/jka.v12i1.pp165-179 Leptospirosis : Literature Review https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3561 <p>Leptospirosis, atau dikenal juga sebagai penyakit Weil, merupakan suatu infeksi zoonotik yang disebabkan oleh bakteri dari genus Leptospira. Penularan pada manusia umumnya terjadi melalui pajanan terhadap urin hewan yang terinfeksi, maupun melalui media lingkungan seperti air atau tanah yang telah terkontaminasi cairan tubuh hewan tersebut. Review ini bertujuan untuk mengetahui update terkini terkait Leptospirosis. Artikel yang digunakan dalam jurnal ini merupakan artikel yang didapatkan dari pencarian database PubMed, Google Scholar, dari tahun 2017 hingga 2025. Simpulan dalam penelitian ini adalah Leptospirosis adalah penyakit zoonotik dengan gejala bervariasi dan risiko komplikasi berat, terutama pada individu rentan. Deteksi dan penanganan dini penting untuk mencegah kematian, sementara pencegahan fokus pada sanitasi dan edukasi masyarakat.</p> Sulthan Alam Yasyfa Risti Graharti Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 180 186 10.23960/jka.v12i1.pp180-186 Penatalaksanaan Pasien Wanita Usia 68 Tahun dengan Osteoarthritis dan Hipertensi Derajat I Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3566 <p>Osteoartritis dan hipertensi merupakan dua penyakit kronis yang umum dijumpai dan membutuhkan penatalaksanaan berkelanjutan serta terpadu untuk mencegah komplikasi. Berdasarkan data WHO, sekitar 528 juta orang di dunia mengalami OA, terutama pada sendi lutut. Selain itu, sekitar 1,28 miliar orang hidup dengan hipertensi. Laporan kasus ini membahas seorang pasien perempuan berusia 68 tahun, Ny. S, yang datang dengan keluhan nyeri pada kedua lutut. Diagnosis ditegakkan sebagai OA lutut dan hipertensi derajat I. Data primer dikumpulkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, serta kunjungan ke rumah untuk menilai aspek keluarga dan lingkungan. Data sekunder diperoleh dari rekam medis. Pendekatan holistik yang berpusat pada pasien, melibatkan keluarga, serta berorientasi komunitas dan berbasis <em>evidence-based medicine</em> diterapkan. Setelah intervensi, gejala klinis membaik dan pemahaman pasien terhadap kondisi kesehatannya meningkat. Kasus ini menegaskan pentingnya peran kedokteran keluarga dalam pengelolaan penyakit kronis melalui integrasi aspek klinis, keluarga, dan lingkungan.</p> Nayarani Humaira Dian Isti Angraini Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 187 196 10.23960/jka.v12i1.pp187-196 Penatalaksanaan Pada Perempuan Usia 56 Tahun Penderita Vertigo dan Dispepsia melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3572 <p style="font-weight: 400;"><strong>Latar Belakang:</strong> Vertigo didefinisikan sebagai gangguan kesadaran postural dan dapat berupa perasaan berputar pada diri sendiri atau lingkungan sekitar. Berdasarkan data dari WHO, vertigo umum dialami oleh individu berusia 18 hingga 79 tahun, dengan prevalensi global sebesar 7,4% dan angka kejadian tahunan mencapai 1,4%. <strong>Tujuan</strong>: Melaksanakan pelayanan kedokteran keluarga secara menyeluruh dan terpadu melalui proses identifikasi faktor risiko, permasalahan klinis, serta penatalaksanaan pasien yang didasarkan pada prinsip Evidence-Based Medicine (EBM), dengan pendekatan yang berfokus pada pasien (patient-centered care) serta melibatkan keterlibatan aktif keluarga (family approach). <strong>Metode</strong>: Studi ini disusun dalam bentuk laporan kasus. Data primer dikumpulkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, serta kunjungan rumah. Sementara itu, data sekunder diperoleh dari rekam medis pasien. Penilaian dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif berdasarkan diagnosis holistik yang mencakup tahapan awal, proses, hingga akhir dari pelaksanaan studi. <strong>Hasil</strong>: Pasien Ny. J, usia 56 tahun, memiliki aspek risiko internal berupa keterbatasan pengetahuan mengenai penyakit vertigo dan dispepsia, pola makan serta pola tidur yang tidak teratur, pendekatan pengobatan yang bersifat kuratif, serta paparan terhadap beban kerja dan stres. Aspek risiko eksternal mencakup rendahnya tingkat pemahaman keluarga terhadap kondisi vertigo dan dispepsia, kecenderungan keluarga dalam menerapkan pola pengobatan kuratif, serta adanya persepsi yang keliru terkait kedua penyakit tersebut. <strong>Kesimpulan</strong>: Setelah dilakukan intervensi, terdapat perbaikan gejala klinis vertigo dan dispepsia pada pasien, disertai dengan peningkatan pengetahuan pasien terkait kedua kondisi tersebut, serta adanya perubahan pola pengobatan dari yang semula bersifat kuratif menjadi lebih preventif dan edukatif.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Kata Kunci:</strong> Pelayanan Dokter Keluarga, Penatalaksanaan Holistik, Vertigo</p> Fathia Radinda Salsabila Azelia Nusadewiarti Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 197 214 10.23960/jka.v12i1.pp197-214 PENATALAKSANAAN PASIEN PEREMPUAN USIA 23 TAHUN DENGAN TINEA PEDIS MELALUI PENDEKATAN DOKTER KELUARGA DI WILAYAH PUSKESMAS RAWAT INAP KEDATON https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3568 <p class="s36"><span class="s33"><span class="bumpedFont17">Latar Belakang: </span></span><span class="s35"><span class="bumpedFont17">Infeksi jamur yang disebabkan oleh dermatofit dikenal sebagai dermatofitosis. Tinea adalah nama lain untuk penyakit ini. Jamur ini diklasifikasikan menurut area tubuh yang terinfeksi: kepala (tinea capitis), wajah (tinea faciei), janggut (tinea barbae), tubuh (tinea corporis), tangan (tinea manuum), selangkangan (tinea cruris), kaki (tinea pedis), dan kuku (tinea unguinum). Di Indonesia, prevalensi penyakit dermatofitosis adalah 52%, dibandingkan dengan 35,6% di Asia. Ada agen, host, dan variabel lingkungan yang berkontribusi terhadap risiko. Di antara karakteristik ini termasuk perbedaan virulensi jamur, urbanisasi yang lebih besar, suhu tinggi, kelembaban tinggi, dan individu dengan gangguan kekebalan tubuh. </span></span><span class="s33"><span class="bumpedFont17">Tujuan:</span></span><span class="s35"><span class="bumpedFont17"> Dengan menggunakan pendekatan yang berpusat pada pasien dan berorientasi pada keluarga, tujuan kami adalah untuk menyediakan layanan medis berbasis bukti bagi pasien melalui identifikasi faktor risiko, masalah klinis, dan perawatan pasien berdasarkan kerangka kerja untuk mengatasi masalah.</span></span> <span class="s33"><span class="bumpedFont17">Metode: </span></span><span class="s35"><span class="bumpedFont17">Penelitian ini berupa laporan kasus. Data yang dikumpulkan mencakup sumber primer dan sekunder, termasuk catatan medis pasien dan metode seperti autoanamnesis, aloanamnesis, pemeriksaan fisik, dan kunjungan rumah.</span></span> <span class="s33"><span class="bumpedFont17">Hasil: </span></span><span class="s35"><span class="bumpedFont17">Ibu M, pasien berusia 23 tahun, datang ke fasilitas kesehatan dua minggu setelah ia mulai merasakan gatal dan kulit mengelupas di kakinya. Kaki pasien terasa lebih gatal saat basah. Pada pemeriksaan fisik, kami melihat lesi eritematosa seukuran numular yang dibatasi oleh sisik kecil. Pasien ditemukan menderita Tinea pedis, menurut diagnosis klinis (ICD-10 B35.3). Selain itu, intervensi, penanganan, dan penilaian semuanya telah selesai.</span></span> <span class="s33"><span class="bumpedFont17">Kesimpulan: </span></span><span class="s35"><span class="bumpedFont17">Khususnya bagi pasien yang menderita dermatofitosis, terapi holistik berpotensi meningkatkan pemahaman dan memengaruhi perubahan perilaku dan sikap. Orang-orang terkasih pasien memegang peranan penting dalam perawatan dan pengobatan mereka, dengan memberikan dukungan emosional dan praktis.</span></span></p> <p class="s36"><span class="s35"><span class="bumpedFont17"><span class="s33">Kata</span> <span class="s33">Kunci:</span> Kedokteran keluarga, Dermatofitosis, Tatalaksana holistik</span></span></p> <p class="s37">&nbsp;</p> Arifaa Thalitha Zuleikha Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 215 228 10.23960/jka.v12i1.pp215-228 Case report: Rare Presentation of Intranasal Lobular Capillary Hemangioma https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3491 <p><strong>Background:</strong> Lobular capillary hemangiomas (LCH) are benign acquired vascular lesions of the skin and mucous membranes that predominantly affect the head and neck region. Nasal cavity involvement is very rare and may present with epistaxis and nasal obstruction.</p> <p><strong>Case series:</strong> In this case series, we present a case of intranasal LCH. A patient presented with epistaxis and nasal obstruction, and was treated endoscopically. The patient presented with recurrent nosebleeds and nasal obstruction. Surgical excision was performed with no complications observed postoperatively.</p> <p><strong>Discussion:</strong> The etiology of LCH is unknown, but certain predisposing factors have been associated with the development of LCH and include trauma. The anterior mucosa of the nasal septum and the tip of the inferior turbinate are the commonly involved sites. Computed tomography scan and histopathology are used to diagnose LCH. Treatment is endoscopic surgical excision.</p> <p><strong>Conclusion:</strong> LCH is a rare tumor of the nasal cavity. Treatment of this lesion is surgical with or without preoperative vascular control.</p> Alberto Taolin Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 229 233 10.23960/jka.v12i1.pp229-233 PENATALAKSANAAN HOLISTIK PASIEN ANAK USIA 12 TAHUN DENGAN DEMAM DENGUE MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS RAWAT INAP WAY KANDIS BANDAR LAMPUNG https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3497 <p>Demam dengue (DD) adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus dengue, umumnya ditandai dengan demam yang berlangsung selama dua hingga tujuh hari, disertai gejala perdarahan seperti mimisan, bercak merah di kulit, dan pendarahan pada gusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan pelayanan dokter keluarga dengan pendekatan berbasis Evidence-Based Medicine yang fokus pada identifikasi faktor risiko, masalah klinis, dan penatalaksanaan pasien secara menyeluruh melalui pendekatan family-approach, patient-centred, serta berorientasi pada komunitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan kasus. Hasilnya menunjukkan pasien perempuan yang mengalami demam selama tiga hari, disertai mimisan, rasa lemas, sakit kepala, dan mual. Diagnosis dan penatalaksanaan yang diberikan sesuai dengan teori dan literatur terbaru. Setelah intervensi dilakukan, terjadi penurunan gejala klinis dan peningkatan pemahaman pasien. Kesimpulan dari studi ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan pasien setelah intervensi yang diterapkan dengan prinsip Evidence-Based Medicine yang berfokus pada pasien dan melibatkan keluarga.<br>Kata Kunci: Demam Dengue, Dokter Keluarga, Penatalaksanaan Holistik.</p> Dzakwan Cedri Ketierteu Tutik Ernawati Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 234 246 10.23960/jka.v12i1.pp234-246 PENATALAKSANAAN HOLISTIK PADA PEREMPUAN USIA 60 TAHUN DENGAN BENIGN PAROXYMAL POSITIONAL VERTIGO MELALUI MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3581 <p>Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) merupakan salah satu penyebab vertigo perifer yang umum ditemukan di layanan kesehatan primer. Kondisi ini ditandai dengan sensasi berputar yang dicetuskan oleh perubahan posisi kepala terhadap gravitasi, tanpa adanya kelainan pada sistem saraf pusat. Berdasarkan data WHO tahun 2019, prevalensi global vertigo mencapai 7,4% dan insidennya sekitar 1,4% per tahun pada populasi usia 18–79 tahun. Vertigo menjadi keluhan neurologis tersering kedua setelah nyeri kepala. Studi ini bertujuan menerapkan pelayanan kedokteran keluarga berbasis evidence-based medicine dengan mengidentifikasi masalah klinis, faktor risiko, serta penatalaksanaan pasien melalui pendekatan <em>patient-centered, family approach, dan community-oriented</em>. Penelitian dilakukan dalam bentuk laporan kasus pada Ny. O, perempuan usia 60 tahun. Data diperoleh melalui hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, kunjungan rumah, dan telaah rekam medis. Hasil menunjukkan adanya faktor risiko internal seperti usia lanjut, jenis kelamin perempuan, kurangnya pengetahuan pasien tentang BPPV, pola pengobatan yang kuratif, serta kelelahan dan stres. Faktor risiko eksternal mencakup rendahnya pengetahuan keluarga tentang BPPV, pola pengobatan keluarga yang serupa, dan persepsi keliru terhadap penyakit. Intervensi dilakukan dengan penatalaksanaan holistik berdasarkan diagnosis awal dokter keluarga. Hasil dari evaluasi menunjukkan peningkatan pada pengetahuan dan perubahan perilaku baik pada pasien maupun keluarganya. Studi ini menekankan pentingnya pendekatan menyeluruh dalam menangani pasien BPPV di tingkat pelayanan primer untuk mencapai perbaikan kesehatan yang berkelanjutan.</p> Tasya Hanin Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 247 265 10.23960/jka.v12i1.pp247-265 Evaluasi Kualitatif Penggunaan Antibiotik Pada Pasien di Ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) pada Salah Satu Rumah Sakit Pemerintah Provinsi Lampung Periode Januari 2021-Juli 2022 Berdasarkan Metode Gyssens https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3475 <p class="s34"><span class="s32">Latar Belakang: </span><span class="s33">Infeksi </span><span class="s33">ialah</span><span class="s33"> faktor letalitas paling umum teridentifikasi di unit perawatan intensif anak. Berdasarkan data dari Instalasi Rekam Medis, terungkap bahwa derajat letalitas di unit tersebut sangat signifikan. Tingginya insiden letalitas ini dipicu oleh pemanfaatan antibiotik yang kurang tepat. Studi ini berfokus pada evaluasi</span><span class="s33">terhadap kualitas penggunaan antibiotik di ruang</span><span class="s33">an</span><span class="s33"> PICU RSUDAM periode Januari 2021-Juli 2022 berdasarkan metode Gyssens.</span></p> <p class="s34"><span class="s32">Metode: </span><span class="s33">Jenis penelitian </span><span class="s33">ialah </span><span class="s33">studi observasional deskriptif dengan data retrospektif dari catatan medis pasien di unit perawatan intensif anak RSUDAM dalam rentang waktu Januari 2021 hingga Juli 2022. Evaluasi antibiotik diimplementasikan </span><span class="s33">dengan</span><span class="s33"> kualitatif </span><span class="s33">serta</span><span class="s33"> dianalisis </span><span class="s33">menurut</span><span class="s33"> referensi (Drug Information Handbook, Pediatric Medication Handbook, WHO, dan MIMS) menggunakan metodologi Gyssens</span><span class="s33">.</span></p> <p class="s34"><span class="s32">Hasil: </span><span class="s33">Penelitian ini menggunakan 49 antibiotik dari 35 rekam medis. Antibiotik </span><span class="s33">mayoritas yakni</span><span class="s33"> seftriakson (38,8%) dan diagnosis </span><span class="s33">mayoritas ialah</span><span class="s33"> bronkopneumonia (45,7%). Hasil penelitian didapatkan kategori 0 (tepat dan rasional) </span><span class="s33">sejumlah</span><span class="s33">73,5%, kategori I (waktu pemberian tidak tepat) </span><span class="s33">sejumlah</span><span class="s33"> 2%, kategori IIA (tidak tepat dosis) </span><span class="s33">sejumlah</span><span class="s33"> 10,2%, kategori IIB (tidak tepat interval) </span><span class="s33">sejumlah</span><span class="s33"> 6,1%, </span><span class="s33">serta</span><span class="s33"> kategori IVA (terdapat antibiotik yang lebih efektif) </span><span class="s33">sejumlah</span><span class="s33"> 8,2%.</span></p> <p class="s34"><span class="s32">Kesimpulan:</span><span class="s33"> Evaluasi antibiotik </span><span class="s33">memperlihatkan</span><span class="s33"> hasil penggunaan antibiotik </span><span class="s33">dengan</span><span class="s33"> tepat </span><span class="s33">serta</span><span class="s33"> rasional (kategori 0) </span><span class="s33">sejumlah</span><span class="s33"> 73,5%, </span><span class="s33">disisi lain</span><span class="s33"> penggunaan antibiotik </span><span class="s33">dengan</span><span class="s33"> tidak rasional (kategori I-IV) </span><span class="s33">sejumlah</span><span class="s33"> 26,5%. Angka </span><span class="s33">tersebut</span><span class="s33">termasuk</span><span class="s33"> baik </span><span class="s33">serta</span><span class="s33"> lebih tinggi </span><span class="s33">dibandingkan studi di lokasi yang berbeda.</span><span class="s33"> P</span><span class="s33">enggunaan antibiotik </span><span class="s33">dengan</span><span class="s33"> tidak rasional </span><span class="s33">pun</span><span class="s33">termasuk</span><span class="s33"> rendah mulai dari 0-10,2%.</span></p> Dheti Efrilia Novita Carolia Rasmi Zakiah Oktarlina Syazili Mustofa Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 266 272 10.23960/jka.v12i1.pp266-272 Faktor Dominan Neuropati Perifer Diabetik Pada Penderita Diabetes Melitus di Metro Utara Provinsi Lampung https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3476 <p><span class="s27">Pendahuluan</span><span class="s27">: </span><span class="s28">Neuropati perifer</span><span class="s28"> diabetik merupakan salah satu </span><span class="s28">dari banyaknya </span><span class="s28">komplikasi </span><span class="s28">yang terjadi pada penderita diabetes melitus</span><span class="s28">. </span><span class="s28">Faktor yang berpotensi menyebabkan </span><span class="s28">neuropati perifer</span><span class="s28"> diabetik meliputi </span><span class="s28">asupan konsumsi</span> <span class="s28">konsumsi </span><span class="s28">karbohidrat, aktivitas fisik, durasi</span><span class="s28">/lama menderita</span><span class="s28"> penyakit, dan </span><span class="s28">neuropati perifer</span><span class="s28"> pengobatan.</span> <span class="s28">Harapan dari</span><span class="s28"> penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor dominan terjadinya </span><span class="s28">neuropati perifer</span><span class="s28"> diabetik pada penderita diabetes melitus di Metro Utara, Provinsi Lampung.</span> <span class="s27">Metode:</span><span class="s28"> Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian berjumlah 82 orang yang dipilih menggunakan metode total sampling. </span><span class="s28">Data dikumpulkan melalui wawancara/riwayat kesehatan, pengisian kuesioner, dan pemeriksaan fisik yang dilakukan di bawah pengawasan dokter di fasilitas kesehatan setempat.</span> <span class="s28">Data yang diperoleh kemudian diproses menggunakan program komputer dan dianalisis dengan analisis univariat, bivariat, dan multivariat.</span> <span class="s27">Hasil:</span><span class="s28"> Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara neuropati perifer diabetik dengan durasi/lama menderita penyakit (nilai p = 0,003) dan kepatuhan dalam konsumsi obat (nilai p = 0,001). Sedangkan faktor lainnya, seperti asupan karbohidrat (nilai p = 0,668) dan aktivitas fisik (nilai p = 0,875), tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa durasi/lama menderita penyakit (odds ratio = 6,751) dan kepatuhan konsumsi obat (odds ratio = 5,757) memiliki pengaruh yang signifikan. </span><span class="s27">Kesimpulan:</span><span class="s28">Durasi/lama menderita penyakit merupakan faktor dominan yang mempengaruhi neuropati perifer diabetik, sementara kepatuhan terhadap konsumsi obat merupakan faktor yang paling berpengaruh setelahnya.</span></p> Muhammad Labib MY Bima Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 273 284 10.23960/jka.v12i1.pp273-284 Penatalaksanaan Holistik Pada Pasien Wanita Lansia dengan Dispepsia dan Overweight Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedaton https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3582 <p style="font-weight: 400;"><strong>Latar Belakang:</strong> Dispepsia merupakan sekumpulan gejala klinis yang mencakup rasa tidak nyaman atau nyeri di area epigastrik (bagian atas perut), kembung, mual, atau rasa cepat kenyang saat makan. WHO memperkirakan prevalensi dispepsia global mencapai 13%-40% dari total populasi setiap negara. <strong>Tujuan: </strong>Mengidentifikasi faktor risiko dan masalah klinis yang terdapat pada pasien. Menerapkan pendekatan dokter keluarga yang holistik dan komprehensif dengan prinsip <em>patient-centered</em> dan <em>family focused</em> berbasis <em>Evidence Based Medicine</em><em>. </em><strong>Metode:</strong>Penelitian ini disusun dalam bentuk laporan kasus. Data primer dikumpulkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, serta kunjungan ke rumah pasien. Sementara itu, data sekunder diperoleh dari catatan medis pasien. Evaluasi dilakukan dengan pendekatan diagnosis holistik yang mencakup tahap awal, proses, hingga akhir studi, menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. <strong>Hasil: </strong>Pasien Ny. M, 62 tahun, didiagnosis dispepsia dan <em>overweight</em>, ditatalaksana secara komprehensif yaitu diberikan terapi famakologi&nbsp; berupa obat golongan antasida, PPI, antiemetik, serta melakukan intervensi dengan menggunakan media poster. Pada evaluasi didapatkan hasil berupa membaiknya keluhan pasien, meningkatnya pemahaman mengenai penyakit dibuktikan dengan perbandingan nilai pre dan post-test serta meningkatnya dukungan keluarga. <strong>Kesimpulan:</strong> Penerapan pendekatan dokter keluarga diperlukan untuk tatalaksana secara holistik dan komprehensif pada pasien dengan dispepsia dan <em>overweight</em>,&nbsp; untuk mendeteksi faktor risiko internal dan eksternal demi mendukung keberhasilan terapi dan memperbaiki kualitas hidup pasien.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong><span style="font-weight: 400;"> Kedokteran Keluarga, Dispepsia, <em>Overweight</em></span></p> Miladina Zahra Aulia Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 285 298 10.23960/jka.v12i1.pp285-298 Hubungan Kebiasaan Mencuci Tangan, Air yang Dikonsumsi, dan Kualitas Jamban terhadap Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Way Halim II Kota Bandar Lampung https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3592 <p class="s38"><span class="s36">Penyakit</span> <span class="s36">diare</span> <span class="s36">termasuk</span> <span class="s36">dalam</span> <span class="s36">kategori</span> <span class="s36">infeksi</span><span class="s36"> yang </span><span class="s36">hingga</span> <span class="s36">kini</span> <span class="s36">masih</span> <span class="s36">menjadi</span> <span class="s36">isu</span> <span class="s36">kesehatan</span><span class="s36"> global</span><span class="s36">,</span> <span class="s37">terutama</span><span class="s37"> pada </span><span class="s37">balita</span><span class="s37">. </span><span class="s37">Faktor</span> <span class="s37">lingkungan</span><span class="s37">, </span><span class="s37">seperti</span> <span class="s37">pola</span> <span class="s37">mencuci</span> <span class="s37">tangan</span><span class="s37"> yang </span><span class="s37">tidak</span> <span class="s37">benar</span><span class="s37">, </span><span class="s37">pemakaian</span><span class="s37"> air yang</span> <span class="s37">tidak</span> <span class="s37">layak</span> <span class="s37">konsumsi</span><span class="s37">, dan </span><span class="s37">kualitas</span><span class="s37">toilet yang </span><span class="s37">tidak</span> <span class="s37">sesuai</span> <span class="s37">dengan</span> <span class="s37">standar</span> <span class="s37">kesehatan</span> <span class="s37">bisa</span> <span class="s37">memperbesar</span> <span class="s37">kemungkinan</span> <span class="s37">terjadinya</span> <span class="s37">diare</span><span class="s37">.</span> <span class="s37">Studi</span> <span class="s37">ini</span> <span class="s37">memiliki</span> <span class="s37">tujuan</span><span class="s37">untuk</span> <span class="s37">memahami</span> <span class="s37">keterkaitan</span> <span class="s37">antara</span> <span class="s37">pola</span> <span class="s37">mencuci</span> <span class="s37">tangan</span><span class="s37">, </span><span class="s37">air yang </span><span class="s37">dikonsumsi</span><span class="s37">, </span><span class="s37">serta</span> <span class="s37">kualitas</span> <span class="s37">toilet</span> <span class="s37">mengenai</span> <span class="s37">kasus</span> <span class="s37">diare</span><span class="s37"> dan </span><span class="s37">mengetahui</span> <span class="s37">faktor</span> <span class="s37">dominan</span><span class="s37"> yang </span><span class="s37">berperan</span> <span class="s37">dalam</span> <span class="s37">kejadian</span> <span class="s37">diare</span><span class="s37"> pada </span><span class="s37">balita</span><span class="s37"> di wilayah </span><span class="s37">kerja</span> <span class="s37">Puskesmas</span> <span class="s37">Way Halim II, Kota Bandar Lampung. </span><span class="s37">Studi</span> <span class="s37">dilakukan</span><span class="s37"> di </span><span class="s37">Kelurahan</span><span class="s37"> Way </span><span class="s37">halim</span> <span class="s37">permai</span><span class="s37"> yang </span><span class="s37">merupakan</span><span class="s37"> wilayah </span><span class="s37">kerja</span> <span class="s37">dari</span> <span class="s37">Puskesmas</span><span class="s37"> Way Halim II dan </span><span class="s37">memakai</span> <span class="s37">rancangan</span><span class="s37"> cross-sectional </span><span class="s37">dengan</span> <span class="s37">metode</span><span class="s37"> simple random sampling. </span><span class="s37">Informasi</span> <span class="s37">diperoleh</span> <span class="s37">melalui</span><span class="s37">observasi</span> <span class="s37">mandiri</span><span class="s37"> dam </span><span class="s37">pengumpulan</span><span class="s37"> data </span><span class="s37">lewat</span> <span class="s37">wawancara</span> <span class="s37">menggunakan</span> <span class="s37">kuesioner</span><span class="s37"> yang </span><span class="s37">telah</span> <span class="s37">teruji</span> <span class="s37">keabsahan</span><span class="s37"> dan </span><span class="s37">konsistensinya</span><span class="s37">.</span> <span class="s37">Analisis</span><span class="s37"> data </span><span class="s37">mencakup</span> <span class="s37">univariat</span><span class="s37">, </span><span class="s37">bivariat</span><span class="s37">, dan </span><span class="s37">multivariat</span> <span class="s37">dengan</span> <span class="s37">penerapan</span><span class="s37"> uji chi-square dan </span><span class="s37">regresi</span><span class="s37">logistik</span><span class="s37"> biner.</span> <span class="s37">Analisis</span> <span class="s37">univariat</span> <span class="s37">menunjukkan</span> <span class="s37">sebesar</span><span class="s37"> 40,7% </span><span class="s37">responden</span> <span class="s37">mengalami</span> <span class="s37">diare</span><span class="s37">, 37,7% </span><span class="s37">responden</span> <span class="s37">memiliki</span><span class="s37">kebiasaan</span> <span class="s37">mencuci</span> <span class="s37">tangan</span> <span class="s37">tidak</span> <span class="s37">baik</span><span class="s37">, 46,6% </span><span class="s37">responden</span> <span class="s37">mengonsumsi</span><span class="s37"> air yang </span><span class="s37">tidak</span> <span class="s37">bersih</span><span class="s37">, 14,2% </span><span class="s37">responden</span> <span class="s37">memiliki</span><span class="s37">kualitas</span> <span class="s37">jamban</span><span class="s37"> yang </span><span class="s37">tidak</span> <span class="s37">bersih</span><span class="s37">. </span><span class="s37">Temuan</span> <span class="s37">analisis</span> <span class="s37">bivariat</span> <span class="s37">memperlihatkan</span> <span class="s37">adanya</span> <span class="s37">hubungan</span> <span class="s37">bermakna</span> <span class="s37">antara</span> <span class="s37">pola</span> <span class="s37">mencuci</span><span class="s37">tangan</span><span class="s37"> (</span><span class="s37">nilai</span><span class="s37"> p = &lt;0,001), </span><span class="s37">jenis</span><span class="s37"> air yang </span><span class="s37">dikonsumsi</span><span class="s37"> (</span><span class="s37">nilai</span><span class="s37"> p = 0,036), dan </span><span class="s37">mutu</span> <span class="s37">jamban</span><span class="s37"> (</span><span class="s37">nilai</span><span class="s37"> p = 0,003) </span><span class="s37">dengan</span> <span class="s37">kejadian</span><span class="s37">diare</span><span class="s37"> pada </span><span class="s37">balita</span><span class="s37">.</span> <span class="s37">Hasil </span><span class="s37">analisis</span> <span class="s37">multivariat</span> <span class="s37">menunjukkan</span> <span class="s37">bahwa</span> <span class="s37">variabel</span> <span class="s37">mutu</span> <span class="s37">jamban</span> <span class="s37">adalah</span> <span class="s37">faktor</span><span class="s37"> paling </span><span class="s37">dominan</span><span class="s37"> (OR: 5,138).</span> <span class="s37">Ada </span><span class="s37">keterkaitan</span> <span class="s37">antara</span> <span class="s37">pola</span> <span class="s37">mencuci</span> <span class="s37">tangan</span><span class="s37">, </span><span class="s37">jenis</span><span class="s37"> air yang </span><span class="s37">dikonsumsi</span><span class="s37">, dan </span><span class="s37">mutu</span> <span class="s37">jamban</span> <span class="s37">dengan</span> <span class="s37">kejadian</span> <span class="s37">diare</span><span class="s37"> pada </span><span class="s37">balita</span><span class="s37">, di mana </span><span class="s37">kualitas</span> <span class="s37">jamban</span> <span class="s37">menjadi</span> <span class="s37">faktor</span> <span class="s37">utama</span> <span class="s37">penyebab</span> <span class="s37">diare</span><span class="s37"> di area </span><span class="s37">kerja</span> <span class="s37">Puskesmas</span> <span class="s37">Way Halim II Kota Bandar Lampung.</span></p> <p class="s38"><span class="s39">Kata </span><span class="s39">kunci</span><span class="s39">:</span> <span class="s37">air yang </span><span class="s37">dikonsumsi</span><span class="s37">, </span><span class="s37">diare</span><span class="s37">, </span><span class="s37">kualitas</span> <span class="s37">jamban</span><span class="s37">, </span><span class="s37">mencuci</span> <span class="s37">tangan</span></p> Lariza Serafina Tobroni Oktadoni Saputra Bayu Anggileo Pramesona Winda Trijayanthi Utama Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 313 323 10.23960/jka.v12i1.pp313-323 Manifestasi Miositis pada Pasien dengan Infeksi Trichinella spiralis https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3614 <p><em>Trichinellosis</em> merupakan infeksi parasit zoonotik yang disebabkan oleh <em>Trichinella spiralis</em>, yang menyebar melalui konsumsi daging mentah atau kurang matang dan memiliki afinitas kuat terhadap jaringan otot rangka. Penelitian ini bertujuan menganalisis manifestasi myositis pada infeksi <em>Trichinella spiralis</em> pada dewasa melalui systematic review terhadap literatur ilmiah 10 tahun terakhir. Review dilakukan terhadap 10 studi yang dipublikasikan antara 2017–2022 melalui pencarian sistematik pada database elektronik menggunakan kata kunci yang relevan. Kriteria inklusi mencakup studi observasional, studi kasus, dan review klinis yang mengevaluasi keterlibatan muskuloskeletal pada trichinellosis. Hasil analisis menunjukkan bahwa fase invasi larva ke otot memicu respons inflamasi yang menyebabkan myositis, ditandai dengan nyeri otot difus, kelemahan, peningkatan kadar CK, dan eosinofilia. Manifestasi myositis paling sering terjadi pada otot wajah, leher, dan ekstremitas proksimal, serta muncul sekitar minggu kedua pasca-infeksi. Pemeriksaan ELISA dan MRI berperan dalam diagnosis, sedangkan terapi kombinasi albendazole dan kortikosteroid terbukti mempercepat pemulihan. Disimpulkan bahwa infeksi <em>Trichinella spiralis</em> pada dewasa dapat menimbulkan manifestasi myositis yang signifikan, sehingga diagnosis dini dan penatalaksanaan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang.</p> <p>--</p> <p><em>Trichinellosis is a parasitic zoonotic infection caused by Trichinella spiralis, transmitted through the ingestion of raw or undercooked meat and characterized by its strong predilection for skeletal muscle tissue. This study aims to analyse the manifestations of myositis in Trichinella spiralis infection among adults through a systematic review of the most recent 10-year literature. The review included 10 studies published between 2017–2022 through a structured search of electronic databases using relevant keywords. Inclusion criteria comprised observational studies, case reports, and clinical reviews evaluating musculoskeletal involvement in trichinellosis. Results showed that the larval invasion phase induces inflammatory responses leading to myositis, manifested by diffuse muscle pain, weakness, elevated CK levels, and eosinophilia. Myositis most commonly affected the facial, neck, and proximal limb muscles, typically emerging in the second week after infection. ELISA and MRI were helpful in diagnosis, while combination therapy of albendazole and corticosteroids was proven to accelerate recovery. In conclusion, Trichinella spiralis infection in adults can cause clinically significant myositis manifestations, and early diagnosis along with appropriate management is crucial to prevent long-term complications.</em></p> <p>&nbsp;</p> Keisha Azzahra Tetadrian Anggi Setiorini Selvi Marcellia Betta Kurniawan Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 324 329 10.23960/jka.v12i1.pp324-329 HOLISTIC APPROACH TO FAMILY MEDICINE FOR A 47 YEARS OLD FEMALE PATIENT WITH HYPERURICEMIA AND HYPERCHOLESTEROLEMIA IN THE WORKING AREA OF GEDONG AIR COMMUNITY HEALTH CENTER https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3583 <p>Hiperkolesterolemia dan hiperurisemia merupakan gangguan metabolik yang prevalensinya cukup tinggi di Indonesia. Data Riskesdas menunjukan pravelensi hiperurisemia pada perempuan sebesar 8,46% dan laki-laki sebesar 6,13%. Hiperkolesterolemia dan hiperurisemia dapat dimodifikasi dengan tatalaksana yang tepat seperti intervensi gaya hidup dengan pendekatan kedokteran keluarga untuk mencegah komplikasi jangka panjang dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Penulisan studi kasus ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko dan merancang intervensi dengan pendekatan kedokteran keluarga berbasis evidence-based medicine yang holistik dan berorientasi pada pasien, keluarga, dan komunitas. Penelitian ini merupakan laporan kasus. Data dikumpulkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, serta kunjungan rumah untuk penilaian aspek keluarga dan lingkungan. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik dari awal, proses, dan akhir studi secara kuantitatif dan kualitatif. Pasien Ny. S usia 47 tahun dengan keluhan nyeri sendi dan tengkuk dengan kadar kolesterol 250 mg/dL dan asam urat 7,3 mg/dL. Setelah dilakukan intervensi berupa pemberian obat, edukasi gizi, dan peningkatan aktivitas fisik. Keluhan berkurang dan hasil laboratorium menunjukkan perbaikan. Tingkat pemahaman pasien dan dukungan keluarga meningkat secara signifikan. Pendekatan kedokteran keluarga secara holistik terbukti efektif dalam penanganan hiperurisemia dan hiperkolesterolemia. Kombinasi terapi medis dan intervensi gaya hidup, didukung keterlibatan keluarga dan komunitas, dapat meningkatkan hasil klinis dan kualitas hidup pasien.</p> <p>Kata Kunci : Hiperkolesterolemia, Hiperurisemia, Pelayanan Kedokteran Keluarga</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> shaffa aulia shabrina Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 330 342 10.23960/jka.v12i1.pp330-342 Laporan Kasus: Pasien Petani 78 tahun dengan Ulkus Kornea Okuli Dextra ec Suspek Jamur https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3527 <p>Ulkus kornea akibat jamur merupakan ulkus yang berkembang secara perlahan dan berpotensi menyebabkan kebutaan.&nbsp; Diagnosisnya masih menjadi tantangan.&nbsp; Adanya plak berwarna kecokelatan pada kornea merupakan petunjuk diagnostik untuk ulkus kornea jamur <em>dematiaceous</em>.&nbsp; Terapi utama adalah penggunaan antijamur dan debridement (pengangkatan) plak tersebut.&nbsp; Laporan kasus ini membahas pengelolaan ulkus kornea akibat jamur. Pada laporan kasus ini dilaporkan kasus seorang petani usia 78 tahun datang dengan keluhan merah dan buram yang semakin memberat sejak tiga bulan lalu pada mata kanan. Keluhan dirasakan setelah terkena daun padi tiga bulan lalu. Pemeriksaan oftalmologis okuli dextra (OD) didapatkan hasil visus ½/60, injeksi konjungtiva (+), injeksi siliar (+), kornea tampak ulkus dengan pigmen kecoklatan di perifer, arah pukul 5, 1 mm dari limbus, batas tidak tegas, bentuk tidak teratur, ukuran 3x1 mm, refleks cahaya (+), shadow test (+), lensa keruh sebagian. Pemeriksaan oftalmologis okuli sinistra (OS) didapatkan visus 6/60, tampak jaringan fibrovaskular bentuk segitiga dengan apeks mengarah ke kornea di sisi nasal melewati limbus tidak lebih dari 2 mm, shadow test (+), lensa keruh sebagian. Pasien didignosis ulkus kornea OD ec Susp. jamur + katarak imatur ODS + pterigium gr 2 OS. Pasien ditatalaksana dengan antijamur topikal dan oral.</p> Zalfa Salsabila Aprilia Muhammad Maulana Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-21 2025-06-21 12 1 343 348 10.23960/jka.v12i1.pp343-348 Penatalaksanaan Holistik pada Anak Usia 11 Tahun dengan Herpes Zoster Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Puskesmas Natar https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3542 <p>Kualitas hidup anak-anak yang mengalami herpes zoster dapat terpengaruh secara signifikan, terutama karena rasa sakit akibat ruam dan gejala lainnya seperti demam, sakit kepala, dan mual. Maka dari itu, pendekatan secara holistik yang menggunakan pendekatan kedokteran keluarga diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi. Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk mendeteksi faktor resiko internal dan eksternal dan menyelesaikan masalah berbasis EBM (<em>Evidance Based </em>Medicine) dengan menerapkan prinsip dokter keluarga yang bersifat <em>family approach dan patient centered.</em> Data yang digunakan pada laporan kasus ini berupa data primer dari <em>alloanamnesis</em>, pemeriksaan fisik, serta kunjungan ke rumah, dan data sekunder diambil dari rekam medis pasien An. K berusia 11 tahun yang datang dengan keluhan muncul bintil-bintil kemerahan berkelompok berisi&nbsp; cairan yang disertai rasa nyeri, panas, dan gatal pada bagian pundak sebelah kirinnya sejak tiga hari lalu. Keluhan tersebut disertai dengan demam. Pasien memiliki riwayat cacar air&nbsp; sebelumnya. Dilakukan intervensi non-medikamentosa dan medikamentosa pada pasien dan&nbsp; keluarganya. Hasil evaluasi pasien dapat mengikuti anjuran tersebut. Setelah dilakukan tatalaksana holistik dan komprehensif&nbsp; sesuai dengan panduan yang ada, dan hasilnya menunjukkan kemajuan yang signifikan pada pasien, ditandai dengan berkurangnya gejala klinis serta perubahan perilaku yang lebih baik. Dukungan serta peran aktif dari keluarga sangat penting dalam proses perawatan dan pengobatan pasien.</p> Nanda Tiara Santika Fitria Saftarina Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 349 362 10.23960/jka.v12i1.pp349-362 Holistic Management of A Female Patient with Diabetic Neuropathy and Osteoarthritis through Family Medicine Approach https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3544 <p style="font-weight: 400;">Diabetic neuropathy is the most common complication found in diabetes patients, with a lifetime prevalence of over 50% among those with diabetes. The World Health Organization (WHO) estimates that approximately 528 million people worldwide suffer from osteoarthritis (OA), an increase of 113% since 1990. The progression of diabetic neuropathy can be controlled through a healthy lifestyle and medication adherence, as can osteoarthritis through healthy living and physical exercise. This study applies family doctor services by identifying internal and external risk factors, clinical problems, and patient management based on Evidence-Based Medicine, focusing on the patient, family, and community. This study is a case report that collects primary data through anamnesis, physical examination, home visits, and environmental data, along with secondary data from the patient’s medical records. Assessments were conducted holistically, both qualitatively and quantitatively, from the beginning to the end of the study. Mrs. Y, 61 years old, presented with complaints of numbness and tingling in all four limbs accompanied by pain in both knees, with a history of diabetes for 15 years. The patient was diagnosed with diabetic neuropathy and osteoarthritis. In this case, diagnosis and management were carried out according to relevant theories and journals. Following intervention, there was a reduction in clinical symptoms and an increase in knowledge among the patient and her family. The diagnosis and management of this patient were conducted holistically, patient-centered, with a family approach, and community-oriented. Based on several current theories and studies, there was an improvement in the patient’s family knowledge.</p> Marcella Dena Fernanda Diana Mayasari Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 363 375 10.23960/jka.v12i1.pp363-375 Pemberian Tatalaksana Secara Holistik Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Anak Perempuan Berusia 11 Tahun dengan Varisela di Wilayah Kerja Puskesmas Panjang https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3541 <p>Salah satu penyakit menular yang sering terjadi pada anak-anak disebabkan oleh infeksi virus <em>Varicella Zoster </em>(VZV) yang disebut sebagai varisela atau cacar air. Penulis telah menerapkan prinsip pelayanan keluarga dengan pendekatan yang holistik meliputi <em>patient-centered, family approach, </em>dan <em>community–oriented</em> yang berbasis pada <em>Evidence Based Medicine</em>. Laporan kasus ini menggunakan data dari hasil autoanamnesis, alloanamnesis, pemeriksaan fisik, data keluarga, lingkungan, psikososial sebagai data primer yang didapatkan saat kunjungan rumah. Selain itu, penulis juga menggakan data rekam medis pasien sebagai data sekunder. Selama penulisan laporan, penilaian dilakukan secara holistik pada diagnosis awal dan akhir yang bersifat kantitatif dan kualitatif. Anak Z, anak perempuan usia 11 tahun, mengeluh adanya gangguan kulit berupa lenting-lenting merah yang muncul pada tangan dan kaki sejak 1 hari sebelumnya, disertai rasa gatal dengan cairan kental. Lenting-lenting tersebut muncul di tangan kemudian menyebar ke wajah, tubuh, dan kaki. Lenting berbentuk vesikel dengan dasar eritema, bulat, ukuran miliar, multiple, dan berbatas tegas. Pasien didiagnosis Varisela berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik sebagai dasar pemberian terapi yang sesuai. Dilakukan evaluasi terapi farmakologis dan non-farmakologis yang menunjukan peningkatan yang dinilai melalui <em>follow up, </em><em>pretest</em>, dan <em>posttest. </em>Penatalaksanaan secara holistik penting bagi pasien dengan penyakit Varisela untuk mengidentifikasi masalah yang mencakup aspek biologi, psikologi, dan social, guna mencapai keberhasilan terapi dan pencegahan penularan ke orang lain.</p> Muthia Aya Syahmalya Fitria Saftarina Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 376 387 10.23960/jka.v12i1.pp376-387 Penatalaksanaan Holistik Pada Laki-Laki Usia 67 Tahun dengan Dermatitis Kontak Alergi Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Gedong Air https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3499 <p style="font-weight: 400;">Dermatitis kontak alergi adalah peradangan kulit yang disebabkan oleh kontak dengan antigen, yang mengakibatkan reaksi hipersensitivitas tipe IV. Perawatan utama untuk DKA adalah mengidentifikasi dan menghindari alergen yang menyebabkan dermatitis. Dilakukan pendekatan holistik dan komprehensif untuk mengidentifikasi faktor risiko, masalah klinis dan manajemen pasien berdasarkan <em>evidence based medicine </em>dan bersifat <em>family-approached, patient-centered, </em>dan <em>community-oriented</em>. Analisis berupa laporan kasus. Data primer diperoleh melalui pemeriksaan fisik, sedangkan data sekunder bersumber dari rekam medis pasien yang tercatat di Pusat Kesehatan Masyarakat. Proses penilaian dilakukan secara menyeluruh menggunakan metode kuantitatif maupun kualitatif. Dari penelitian didapatkan hasil Tn. A, 67 tahun, datang ke Puskesmas Gedong Air dengan keluhan bercak merah dan gatal di kedua kaki, disertai kulit mengelupas, selama tujuh hari. Berdasarkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis menderita dermatitis kontak alergi. Selama tiga kali kunjungan rumah, pasien dan keluarganya diberikan tindakan farmakologis, nonfarmakologis, serta edukasi tentang penyakit pasien. Hasil evaluasi menunjukkan gejala pasien membaik dan pengetahuan pasien dan keluarganya tentang penyakit meningkat. Dilakukan perawatan secara holistik dan pendekatan kedokteran keluarga. Intervensi yang diterapkan memperluas pengetahuan pasien dan mengubah beberapa perilaku pasien dan keluarga mereka.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Kata kunci:</strong> Dermatitis Kontak Alergi, Kedokteran Keluarga</p> Salma Khairunnisa Hero Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 388 400 10.23960/jka.v12i1.pp388-400 Pendekatan Kedokteran Keluarga dalam Penatalaksanaan Varisela pada Pasien Anak Laki-laki Usia 10 Tahun di Puskesmas Panjang https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3504 <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Varisela, atau dikenal sebagai cacar air, merupakan infeksi virus akut yang sangat menular dan disebabkan oleh virus Varicella Zoster (VZV). Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan konsep kedokteran keluarga dalam penanganan pasien secara menyeluruh, dengan pendekatan yang berpusat pada pasien, melibatkan keluarga, serta memperhatikan faktor lingkungan komunitas, berdasarkan prinsip Evidence Based Medicine (EBM). Metode yang digunakan adalah studi kasus. Data primer dikumpulkan melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan kunjungan rumah guna menilai kondisi keluarga, aspek psikososial, dan lingkungan tempat tinggal pasien. Sementara itu, data sekunder diperoleh dari rekam medis pasien di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh dari awal hingga akhir proses melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pasien adalah anak laki-laki berusia 10 tahun yang datang dengan keluhan lenting-lenting gatal pada wajah, leher, tubuh, punggung, dan lengan. Pemeriksaan menunjukkan vesikel berukuran kecil dengan batas jelas dan dasar eritematosa. Diagnosis klinis menunjukkan pasien mengalami varisela (ICD-10 B01). Tindakan medis dan edukasi telah dilakukan sesuai teori dan referensi terkini. Hasil menunjukkan adanya penurunan gejala serta peningkatan pemahaman pasien dan keluarga tentang penyakit ini. Pendekatan holistik terbukti efektif dalam meningkatkan kesadaran dan perilaku hidup sehat pasien dan keluarganya.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Kedokteran Keluarga, Pendekatan Holistik, Varisela.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>ABSTRACT</strong></p> <p>Varicella, commonly known as chickenpox, is a highly contagious acute viral infection caused by the Varicella Zoster Virus (VZV). This study aims to implement the principles of family medicine in managing a pediatric case using a comprehensive, patient-centered approach that involves the family and considers community-related factors, all based on Evidence-Based Medicine (EBM). The study utilizes a case report design. Primary data were obtained through medical interviews, physical examinations, and home visits to gather insights into the patient’s psychosocial context, family dynamics, and living environment. Secondary data were sourced from medical records at the primary healthcare facility. Evaluation was conducted holistically, covering initial assessment, process, and outcomes through both qualitative and quantitative analyses. The subject was a 10-year-old boy who presented with itchy vesicular rashes on his face, neck, torso, back, and arms. Physical examination revealed small, round vesicles with well-defined borders and erythematous bases. The clinical diagnosis confirmed varicella (ICD-10 B01). Treatment and health education were provided according to current guidelines and literature. The intervention led to a reduction in symptoms and improved understanding of the illness by both the patient and his family. A holistic approach proved effective in enhancing health awareness and positive behaviors within the family.</p> <p><strong>Keywords:</strong> Family Medicine, Holistic Approach, Varicella</p> Haliza Henfa Dela Cruz Dian Isti Angraini Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 401 415 10.23960/jka.v12i1.pp401-415 PENATALAKSANAAN PADA LAKI-LAKI USIA 26 TAHUN SEORANG SUPIR DENGAN LOW BACK PAIN MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS SATELIT BANDAR LAMPUNG https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3523 <p>Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang</p> <p>kurang baik. Gejala utamanya yaitu rasa nyeri di daerah tulang belakang bagian punggung. Data untuk jumlah</p> <p>penderita LBP di Indonesia belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan penderita LBP di Indonesia yaitu 11,9%</p> <p>dan berdasarkan gejala prevalensi penyakit muskuloskeletal di Indonesia mencapai 24,7%. Nyeri punggung bawah</p> <p>terkait pekerjaan, menjadi salah satu gangguan muskuloskeletal yang paling sering dilaporkan, terutama ditemukan</p> <p>pada pekerja yang melakukan tindakan fisik tertentu. Penelitian menerapkan pelayanan dokter keluarga secara</p> <p>holistik dan komprehensif sesuai masalah yang ditemukan pada pasien dan melakukan penatalaksanaan berbasis</p> <p>Evident Based Medicine yang bersifat family-approach, patient-centered dan community oriented serta</p> <p>mengidentifikasi faktor risiko internal serta eksternal dan masalah klinis yang terdapat pada pasien. Studi ini</p> <p>merupakan studi case report. Data primer diperoleh melalui autoanamnesis, pemeriksaan fisik dan kunjungan rumah,</p> <p>mengisi family folder, melengkapi data keluarga, data psikososial dan lingkungan. Penilaian dilakukan berdasarkan</p> <p>diagnosis holistik dari awal, proses, dan akhir studi secara kuantitatif dan kualitatif. Pasien Tn.M, laki-laki, 26 tahun,</p> <p>bekerja sebagai supir angkutan umum dalam kota memiliki keluhan utama terdapat nyeri pada punggung bawah</p> <p>sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu tetapi keluhan nyeri memberat dalam 1 minggu lalu. Nyeri dirasakan seperti</p> <p>ditusuk, muncul hilang timbul dan dipengaruhi oleh posisi. Nyeri dirasakan tidak menjalar ke lutut dan betis. Nyeri</p> <p>membaik saat dibawa istirahat dan memberat saat pasien berkativitas. Pasien didiagnosis sebagai Low Back Pain.</p> <p>Beberapa faktor dapat memengaruhi keadaan pasien yaitu faktor risiko internal yaitu posisi kerja yang tidak</p> <p>ergonomis dan tidak diselingi dengan peregangan. Faktor eksternal yaitu pekerjaan pasien yang mengharuskan pasien</p> <p>duduk dan menyetir dengan durasi yang lama. Dilakukan intervensi farmakologis dan non farmakologis berupa</p> <p>edukasi mengenai posisi tubuh yang ergonomis dan exercise untuk mengurangi keluhan nyeri punggung bawah.</p> <p>Kesimpulan pada penelitian ini adalah penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan Low Back Pain pada pasien ini</p> <p>telah dilakukan secara holistik, patient-centered, family approach dan berdasarkan beberapa teori serta penelitiaan</p> <p>terkini.</p> Siti Maharani Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 416 431 10.23960/jka.v12i1.pp416-431 Penatalaksanaan Holistik pada Laki-laki 74 Tahun dengan Penyakit Jantung Koroner dan Hipertensi melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3565 <p>Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kondisi terjadinya penyempitan pembuluh darah koroner akibat akumulasi plak aterosklerotik, yang kerap kali berkaitan dengan riwayat hipertensi kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko dan temuan klinis pada pasien, serta menerapkan penatalaksanaan dan terapi berdasarkan prinsip kedokteran keluarga dan pendekatan berbasis bukti (evidence-based medicine). Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan data primer yang diperoleh melalui wawancara medis (anamnesis), pemeriksaan fisik, serta penilaian kondisi tempat tinggal dan lingkungan sekitar pasien. Evaluasi pasca-intervensi dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penatalaksanaan secara menyeluruh, meliputi edukasi pasien dan keluarga, perencanaan perubahan gaya hidup, pemberian terapi farmakologis yang sesuai, serta pemantauan kondisi secara berkala dapat meningkatkan prognosis dan mencegah perburukan penyakit.</p> Sema Gigaramadan Risti Graharti Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-26 2025-06-26 12 1 432 443 10.23960/jka.v12i1.pp432-443 Penatalaksanaan Holistik Pasien Anak Usia 3 Tahun Dengan Penyakit Campak Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Simpur https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3500 <p>Penyakit campak adalah penyakit virus yang bersifat sangat infeksius dan dapat menyebabkan kematian pada anak. Campak umumnya menyerang kelompok usia balita dan anak prasekolah yang rentan karena daya tahan tubuh yang kurang. Penyakit campak dapat menimbulkan berbagai komplikasi salah satunya kebutaan dan juga angka kematian yang cukup tinggi. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi faktor risiko internal maupun eksternal, masalah klinis, dan juga penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif sesuai pendekatan dokter keluarga melalui <em>family-approach, patient-centered, </em>dan <em>community oriented. </em>Studi yang dilakukan berupa laporan kasus. Data diperoleh melalui aloanamnesis, pemeriksaan fisik, dan kunjungan rumah. Penilaian berdasarkan diagnosis holistik awal dan akhir secara kuantitatif dan kualitatif. Pasien An. RPA usia 3 tahun tinggal bersama ibu, kakek, dan neneknya. Ibu pasien mengeluhkan pasien mengalami demam, batuk pilek dan muncul ruam kemerahan pada bagian belakang telinga dan leher sejak 3 hari sebelum datang ke Puskesmas. Diagnosis klinis pasien yaitu Campak Tanpa Komplikasi. Intervensi diberikan secara farmakologi dan non-farmakologi dan didapatkan adanya perbaikan klinis serta peningkatan pengetahuan keluarga pasien mengenai kondisi pasien.Telah dilakukan penatalaksanaan holistik dengan pendekatan dokter keluarga pada An. RPA dan keluarga. Intervensi yang dilakukan telah menambah pengetahuan dan perubahan perilaku pasien dan keluarganya yang tampak pada perbaikan diagnosis holistik akhir.</p> Dian Puspita Larasati Winda Trijayanthi Utama Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 444 456 10.23960/jka.v12i1.pp444-456 Penatalaksanaan Holistik pada Laki-Laki Usia 58 Tahun dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Melalui Pendekatan Dokter Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Kalirejo https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3557 <p><span class="s32">Penyakit</span> <span class="s32">Paru</span> <span class="s32">Obstruktif</span> <span class="s32">Kronik</span> <span class="s32">(PPOK)</span> <span class="s32">merupakan</span> <span class="s32">penyakit</span> <span class="s32">yang</span> <span class="s32">ditandai</span> <span class="s32">dengan</span> <span class="s32">adanya</span> <span class="s32">hambatan</span> <span class="s32">pada</span> <span class="s32">aliran</span> <span class="s32">udara</span> <span class="s32">pada saluran napas. Gejala utama PPOK antara lain, seperti sesak napas, batuk, dan produksi sputum yang meningkat, sehingga dapat</span> <span class="s32">mempengaruhi</span> <span class="s32">interaksi</span> <span class="s32">dan</span> <span class="s32">juga</span> <span class="s32">aktivitas</span> <span class="s32">sehari-hari.</span> <span class="s32">Prevalensi</span> <span class="s32">PPOK</span> <span class="s32">di</span> <span class="s32">Indonesia</span> <span class="s32">berdasarkan</span> <span class="s32">data</span> <span class="s32">Riset</span> <span class="s32">Kesahatan</span><span class="s32">Dasar</span> <span class="s32">(RISKESDAS)</span> <span class="s32">pada</span> <span class="s32">tahun</span> <span class="s32">2013</span> <span class="s32">adalah</span> <span class="s32">sebesar</span> <span class="s32">3,7%,</span> <span class="s32">dengan</span> <span class="s32">prevalensi</span> <span class="s32">pada</span> <span class="s32">provinsi</span> <span class="s32">Lampung</span> <span class="s32">yaitu</span> <span class="s32">sebesar</span> <span class="s32">1,4%</span><span class="s32">pada umur</span> <span class="s32">&gt;30</span> <span class="s32">tahun.</span> <span class="s32">Tujuannya</span> <span class="s32">sebagai</span> <span class="s32">penerapan</span> <span class="s32">pelayanan</span> <span class="s32">dokter</span> <span class="s32">yang</span> <span class="s32">berbasis</span> <span class="s33">evidance</span> <span class="s33">based</span> <span class="s33">medicine</span> <span class="s32">pada</span> <span class="s32">pasien.</span><span class="s32">Studi ini menggunakan laporan kasus, dengan data primer yang didapati dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan kunjungan rumah untuk melengkapi data keluarga, data psikososial dan lingkungan. Data sekunder didapati dari rekam medis pasien di Puskesmas. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik awal, proses, dan akhir studi secara kualitatif dan kuantitatif. Pasien</span> <span class="s32">Tn.</span> <span class="s32">P</span> <span class="s32">usia</span> <span class="s32">58</span> <span class="s32">tahun</span> <span class="s32">dengan</span> <span class="s32">diagnosis</span> <span class="s32">PPOK.</span> <span class="s32">Faktor</span> <span class="s32">risiko</span> <span class="s32">internal</span> <span class="s32">meliputi</span> <span class="s32">riwayat</span> <span class="s32">merokok</span> <span class="s32">pasien</span> <span class="s32">sejak</span> <span class="s32">lama.</span><span class="s32">Faktor eksternal meliputi kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit pasien dan gaya hidup yang kurang baik. Pada pasien dilakukan intervensi berupa edukasi dan didapatkan perubahan pengetahuan serta perubahan perilaku. Penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan pada pasien ini telah dilakukan secara holistik, </span><span class="s33">patient</span> <span class="s33">centered</span><span class="s33">, </span><span class="s32">dan </span><span class="s33">family</span> <span class="s33">approach</span><span class="s33">.</span></p> Saphira Murfi Aila Karyus Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 457 466 10.23960/jka.v12i1.pp457-466 Penatalaksanaan Holistik Pada Anak Perempuan Usia Empat Tahun dengan Tonsilitis Kronis Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Kalirejo https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3515 <p>Tonsilitis merupakan peradangan yang terjadi pada tonsil palatina. Pada tonsilitis kronis peradangan terjadi secara persisten dan berpotensi menimbulkan perubahan epitel mukosa tonsil. Kasus tonsilitis di Indonesia menurut Departemen Kesehatan RI mencapai 23%. Tonsilitis dapat memengaruhi kesehatan anak-anak, kualitas hidup, menyebabkan morbiditas yang signifikan, gangguan tumbuh kembang, dan alasan anak tidak bisa masuk sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan pelayanan kedokteran keluarga dengan prinsip <em>evidence-based medicine </em>sehingga penatalaksanaan secara holistik dapat dilakukan kepada pasien. &nbsp;Penelitian ini menggunakan desain laporan kasus. Data primer didapatkan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta kunjungan rumah untuk memperoleh data. Data sekunder didapatkan dari rekam medis pasien di Puskesmas. Penilaian pada penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif berdasarkan diagnosis holistik. Pasien merupakan seorang anak perempuan berusia empat tahun yang menderita tonsilitis kronis. Diagnosis dan tatalaksana telah dilakukan berdasarkan teori dan jurnal yang berhubungan. Hasil evaluasi menunjukan peningkatan nilai ­post-test yang berarti pengetahuan keluarga mengenai penyakit meningkat serta perubahan perilaku yang positif. Penatalaksanaan secara holistik penting bagi pasien dengan penyakit tonsilitis kronis untuk mengidentifikasi masalah yang berkaitan, agar mencapai keberhasilan terapi dan kekambuhan penyakit dapat dicegah.</p> Reinita Aulia Tutik Ernawati Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 467 480 10.23960/jka.v12i1.pp467-480 Penatalaksanaan Holistik pada Wanita 62 Tahun dengan Hypertensive Heart Disease (HHD) melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3481 <p><em>Hypertensive heart disease </em>(HHD) adalah gangguan jantung yang disebabkan oleh hipertensi. Penyakit ini menjadi penyebab utama sekitar 1,16 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2019, yang sebenarnya dapat dicegah dengan pengobatan antihipertensi yang tepat. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko internal dan eksternal serta masalah klinis yang dialami pasien, sekaligus menerapkan pelayanan kedokteran keluarga berdasarkan evidence based medicine dengan pendekatan yang berfokus pada pasien, keluarga, dan komunitas. Jenis penelitian ini adalah laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, sedangkan data sekunder didapat dari rekam medis. Studi ini dilakukan dengan pendekatan diagnosis holistik secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ny. S, seorang wanita berusia 62 tahun, datang ke Puskesmas Gedong Tataan untuk kontrol pengobatan jantung dengan keluhan mudah lelah saat melakukan aktivitas berat dan kadang disertai sesak napas. Pasien didiagnosis menderita HHD berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Intervensi yang dilakukan meliputi tindakan medikamentosa dan non-medikamentosa yang diberikan kepada pasien serta keluarganya melalui tiga kali kunjungan rumah. Intervensi ini berhasil meningkatkan pengetahuan pasien serta memperbaiki perilaku pasien dan keluarganya.</p> Rizky Agung Purnomo Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 481 491 10.23960/jka.v12i1.pp481-491 Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Sepsis Neonatorum : Literatur Review https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3498 <p>Salah satu jenis infeksi neonatal yang khususnya menyerang neonatus dengan infeksi aliran darah adalah sepsis neonatal. Tujuan dari tinjauan pustaka ini adalah untuk menguraikan variabel-variabel yang terkait dengan prevalensi sepsis neonatal. Faktor-faktor yang terkait dengan terjadinya sepsis pada bayi baru lahir dijelaskan dalam tinjauan pustaka ini. Para akademisi menggunakan publikasi dari PubMed dan Google Scholar. Sepuluh tahun terakhir, dari 2013 hingga 2023, dibahas dalam artikel-artikel tersebut. Istilah "sepsis neonatal" dan "faktor-faktor" digunakan oleh para peneliti. Sepuluh dari 37 artikel yang diperoleh memenuhi standar. Berdasarkan temuan penelitian, peneliti membuat resume dan menarik kesimpulan serta interpretasi dari publikasi-publikasi yang dipilih. Ketuban pecah dini &gt;18 jam, persalinan dini, bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah, bayi dengan nilai Apgar rendah, cairan ketuban keruh atau berbau busuk, dan operasi caesar atau persalinan dengan bantuan vakum merupakan faktor risiko sepsis neonatal. Selain itu, faktor risiko sepsis pada bayi baru lahir meliputi adanya kelainan atau penyakit selain sepsis. Faktor risiko kematian akibat sepsis pada bayi baru lahir juga meliputi hiperlaktatemia 12 jam dan demam intrapartum.</p> Rangga Sakti Budi Putra Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 492 498 10.23960/jka.v12i1.pp492-498 Penatalaksanaan pada Perempuan 47 Tahun Penderita Vertigo melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3501 <p><strong>Latar Belakang:</strong> Vertigo didefinisikan sebagai gangguan kesadaran postural dan dapat berupa perasaan berputar pada diri sendiri atau lingkungan sekitar. Menurut WHO, vertigo sering terjadi pada usia 18-79 tahun dengan prevalensi global sebesar 7,4% serta kejadian per tahunnya mencapai 1,4%. <strong>Tujuan: </strong>Menerapkan pelayanan dokter keluarga secara holistik dan komprehensif dengan mengidentifikasi faktor risiko, masalah klinis, serta penatalaksanaan pasien berbasis <em>Evidence Based Medicine </em>dengan pendekatan <em>patient centered </em>dan <em>family approach. </em><strong>Metode:</strong> Studi ini merupakan laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan kunjungan rumah. Data sekunder didapat dari rekam medis pasien. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik dari awal, proses, dan akhir studi secara kuantitatif dan kualitatif. <strong>Hasil: </strong>Pasien Ny. D, 47 tahun, memiliki aspek risiko internal berupa kurangnya pengetahuan mengenai penyakit vertigo, pola tidur yang tidak teratur, pola pengobatan yang kuratif, beban kerja dan stres. Aspek risiko eksternal pasien yaitu pengetahuan keluarga yang kurang tentang vertigo, pola pengobatan keluarga yang kuratif, dan persepsi yang salah mengenai vertigo <strong>Kesimpulan:</strong> Setelah dilakukan intervensi, didapatkan perbaikan dan gejala klinis vertigo pada pasien, peningkatan pengetahuan pasien mengenai vertigo,dan perubahan pola pengobatan pasien.</p> Puteri Sahra Salsabila Suharmanto Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 499 513 10.23960/jka.v12i1.pp499-513 Penatalaksanaan Holistik Perempuan Usia 36 Tahun Dengan Neurodermatitis Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3552 <p>Latar Belakang: Neurodermatitis, atau dikenal sebagai lichen simplex chronicus, adalah kondisi kulit kronis yang ditandai oleh rasa gatal berulang, yang dapat memperburuk peradangan dan perubahan pada kulit. Seorang wanita berusia 36 tahun sering mengalami kondisi ini, yang secara signifikan dapat memengaruhi kualitas hidup. Tujuan: Analisis studi ini disajikan sebagai laporan kasus. Analisis (autoanamnesis), pemeriksaan fisik, dan kunjungan rumah digunakan untuk mengumpulkan data primer tentang lingkungan, keluarga, dan elemen psikososial. Metode: Analisis studi ini disajikan sebagai laporan kasus. Anamnesis (autoanamnesis), pemeriksaan fisik, dan kunjungan rumah untuk mengumpulkan data primer guna mengumpulkan data keluarga, psikologis, dan lingkungan yang komprehensif. Dari awal studi hingga kesimpulannya, evaluasi dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif, berdasarkan diagnostik yang komprehensif. Hasil: Pasien menunjukkan perbaikan signifikan dalam hal pengurangan keluhan gatal, peningkatan&nbsp; kualitas tidur, serta pemahaman pasien dan keluarga mengenai penyakit neurodermatitis.&nbsp; Implementasi manajemen stres dan perubahan perilaku keluarga dalam mendukung perawatan&nbsp; pasien juga terlihat positif.&nbsp;Kesimpulan: Pendekatan holistik dengan melibatkan keluarga dalam manajemen pasien&nbsp; neurodermatitis terbukti efektif dalam memperbaiki kondisi pasien dan mencegah kekambuhan.&nbsp; Strategi ini memperkuat pentingnya penanganan yang komprehensif, termasuk intervensi medis dan&nbsp; edukasi keluarga, untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.</p> Devy Hanandary Ghassani Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 514 533 10.23960/jka.v12i1.pp514-533 Penatalaksanaan Holistik Pasien Wanita Usia 36 Tahun Dengan Tinea Kruris Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga Di Fasilitas Kesehatan Primer https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3571 <div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Tinea kruris merupakan penyakit akibat infeksi jamur superfisial yang mengenai kulit pada daerah lipat paha, genital, dan sekitar perineum. Penyakit ini merupakan masalah umum pada negara berkembang. Prevalensi dermatofitosis di Indonesia merupakan 52% dari seluruh dermatomikosis dengan jenis terbanyak ialah tinea kruris dan tinea korporis. Laporan kasus ini membahas penatalaksanaan Pasien Ny. N, berusia 36 tahun datang dengan keluhan gatal dan bercak kemerahan di kedua bagian lipat paha yang hilang timbul sejak dua minggu sebelum pasien berobat. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis dengan penyakit tinea kruris. Penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan pada pasien ini telah dilakukan melalui pendekatan kedokteran keluarga secara holistik dan komprehensif sesuai masalah pada pasien dengan pendekatan patient-centered, family-approach, dan community-oriented berdasarkan penelitian dan literatur terkini. Setelah dilakukan intervensi didapatkan penurunan gejala klinis dan peningkatan pengetahuan serta perubahan perilaku pasien dan keluarga. Penatalaksanaan secara holistik dan berbasis evidence-based medicine terbukti efektif menurunkan kekambuhan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup pasien.</p> </div> </div> </div> Tasya Nadia Putri Tutik Ernawati Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 534 547 Penatalaksanaan Holistik Pasien Laki-Laki Usia 42 Tahun dengan Gastritis Kronik Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3567 <p>Gastritis adalah penyakit yang dapat terkendali dengan menerapkan gaya hidup sehat serta manajemen stres yang baik. Gastritis masuk ke dalam sepuluh besar penyakit terbanyak di Provinsi Lampung pada tahun 2023 dengan jumlah kasus sebanyak 147.066 kasus. Meningkatnya prevalensi gastritis menimbulkan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan, karena dapat menyebabkan komplikasi jika tidak ditangani. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan pelayanan dokter keluarga berbasis <em>evidance based medicine</em> dengan identifikasi faktor risiko, keluhan klinis, serta tatalaksana melalui pendekatan <em>patient centered</em> dan <em>family approach</em>. Studi ini adalah laporan kasus. Data primer diambil dari autoanamnesis, pemeriksaan fisik dan kunjungan rumah guna memperoleh data keluarga, data psikososial serta data lingkungan. Data sekunder diambil dari rekam medis pasien di puskesmas. Analisis dilakukan berdasarkan diagnosis holistik pada awal kunjungan, proses, dan akhir kunjungan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian didapatkan seorang pasien, Tn. N, 42 tahun, datang dengan keluhan mual, muntah, disertai nyeri ulu hati, mudah kenyang, serta rasa tidak nyaman setelah makan sejak 2 hari sebelumnya. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis dengan gastritis kronik. Faktor risiko internal meliputi pola makan yang buruk, merokok, dan persepsi yang salah mengenai gastritis. Faktor risiko eksternal meliputi kurangnya peran dan dukungan keluarga mengenai penyakit pasien, stres, dan keterbatasan ekonomi. Pada pasien dilakukan intervensi berupa edukasi menggunakan media poster. Setelah dilakukan intervensi didapatkan perubahan pengetahuan serta perubahan perilaku pasien. Diagnosis dan tatalaksana dilakukan secara komprehensif dan holistik berdasarkan teori dan penelitian terkini</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> diagnostik holistik, gastritis kronik, kedokteran keluarga</p> Aldiesa Ade Pritami Aila Karyus Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 534 547 10.23960/jka.v12i1.pp534-547 Penatalaksanaan Holistik pada Wanita 51 Tahun dengan Osteoartritis dan Obesitas melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3569 <p><strong>Latar Belakang:</strong> Osteoartritis (OA) merupakan penyakit yang menyerang sendi dan bersifat degeneratif. Penyakit ini memiliki gejala klinis nyeri sendi yang dominan dan akan berangsur memburuk seiring bertambahnya usia. Angak kejadian OA &nbsp;pada tahun 2016 mencapai 151,4 juta jiwa di seluruh dunia. Terdapat banyak faktor resiko terjadinya OA seperti usia, gerakan yang berulang, berat badan berlebih dan sebagainya. <strong>Tujuan: </strong>Melakukan pelayanan dokter keluarga yang holistik dan komprehensif berbasis <em>Evidence Based Medicine </em>dengan pendekatan <em>patient centered </em>dan <em>family approach. </em><strong>Metode:</strong> Laporan kasus ini menggunakan data primer dari kegiatan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan kunjungan ke rumah pasien. Data sekunder didapatkan dari rekan medis pasien<strong> Hasil: </strong>Pasien Ny. NH usia 51 tahun, memiliki keluhan utama nyeri di sendi jari-jari tangan kanan dan kiri sejak 1 tahun yang lalu. Pasien didiagnosis dengan osteoarthritis dan obesitas. Kasus ini didiagnosis secara ilmiah dan dilakukan tatalaksana sesuai dengan teori dan jurnal terkait. Didapatkan penurunan gejala klinis dan peningkatan pengetahuan pasien serta keluarga setelah kegiatan intervensi<strong>. Kesimpulan: </strong>Pasien dilakukan intervensi dan didapatkan kesimpulan dari kasus ini adalah intervensi penatalaksanaan kompehensif dapat mengurangi gejala klinis, menambah pengetahuan pasien dan keluarga, serta meningkatkan motivasi perilaku pola hidup pasien.</p> Rana Noor Fakhira Siregar Azelia Nusadewiarti Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 563 573 10.23960/jka.v12i1.pp563-573 Penatalaksanaan Holistik Gagal Jantung Kongestif dan Hipertensi pada Wanita Usia 60 Tahun melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3584 <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong>Latar Belakang: </strong>Penyakit jantung dan hipertensi merupakan masalah kesehatan utama di dunia dengan angka kesakitan yang tinggi. Riskesdas 2018 mencatat prevalensi gagal jantung kongestif di Indonesia sebesar 1,5%. Di Provinsi Lampung, pada tahun 2013 terdapat sekitar 5.560 penderita gagal jantung, sementara kasus hipertensi di Indonesia mencapai 63 juta orang, dan sekitar 6,2 juta kasus terjadi di Lampung.<strong>Tujuan: </strong>Menerapkan pendekatan kedokteran keluarga yang menyeluruh dan sesuai dengan kondisi pasien, serta memberikan penatalaksanaan berbasis <em>Evidence-Based Medicine</em> yang berfokus pada pasien, keluarga, dan masyarakat<em>.</em><strong>Metode: </strong>Data primer dikumpulkan melalui autoanamnesis, pemeriksaan fisik, dan kunjungan rumah. Data sekunder berasal dari rekam medis pasien. Evaluasi dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif melalui diagnosis holistik awal dan akhir. <strong>Hasil: </strong>Pasien Ny. S 60 tahun, mengeluh sesak napas saat beraktivitas berat selama setahun terakhir dan merasa lebih baik saat istirahat. Pasien telah didiagnosis gagal jantung kongestif selama 1 tahun dan hipertensi selama 10 tahun. Pola makan tinggi garam dan lemak, kurang aktivitas fisik, serta minimnya pengetahuan dan dukungan keluarga menjadi faktor yang memperburuk kondisi pasien. Penatalaksanaan dilakukan sesuai dengan teori dan jurnal ilmiah.<strong>Kesimpulan: </strong>Pendekatan holistik dapat meningkatkan pengetahuan serta membantu perubahan sikap dan perilaku pasien. Dukungan keluarga sangat penting dalam proses pengobatan dan perawatan pasien.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong>&nbsp; Dokter Keluarga, Gagal Jantung Kongestif, Hipertensi, Tatalaksana Holistik</p> Dhipayasa Adirinarso Aila Karyus Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-20 2025-06-20 12 1 574 588 10.23960/jka.v12i1.pp574-588 Penatalaksanaan Pasien Laki-Laki Usia 52 Tahun Dengan TB Paru Kasus Baru Dengan DM Tipe 2 Melalui Pendekatan Keluarga Wilayah Puskesmas Tanjung Sari https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3637 <p>Peningkatan kasus tuberkulosis (TB) pada pasien dengan diabetes melitus (DM) tipe 2 turut meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas kedua penyakit tersebut. Menurut data WHO, DM tipe 2 meningkatkan risiko infeksi TB hingga tiga kali lipat dibanding populasi umum. Studi ini bertujuan untuk menggambarkan penatalaksanaan pasien TB paru dengan DM tipe 2 menggunakan pendekatan dokter keluarga secara holistik berbasis evidence-based medicine, melalui pendekatan patient centred dan family approach. Penelitian ini merupakan studi kasus pada pasien laki-laki usia 52 tahun yang mengalami gejala TB paru serta memiliki riwayat DM tipe 2. Data diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, kunjungan rumah, serta rekam medis. Diagnosis TB paru kasus baru dan DM tipe 2 ditegakkan sesuai pedoman klinis. Intervensi dilakukan melalui terapi TB kategori 1 dan pengobatan DM dengan monoterapi oral. Hasil menunjukkan peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga, perbaikan gejala klinis, serta penurunan kadar gula darah puasa. Pendekatan holistik berbasis keluarga terbukti efektif dalam meningkatkan luaran klinis dan edukasi pasien</p> Muhamad Fathurrahman Zain Dian Isti Angraini Copyright (c) 2025 Jurnal Kesehatan dan Agromedicine 2025-06-30 2025-06-30 12 1 589 607