Eksplorasi Fitokimia Secara In Vitro: Potensi Tanaman Penghambat Xantin Oksidase Sebagai Terapi Hiperurisemia
Abstract
Hiperurisemia adalah gangguan metabolisme akibat tingginya kadar asam urat dalam darah, dengan prevalensi 15% di Indonesia dan 34,2% secara global. Diperkirakan, kematian akibat gout meningkat 55% pada 2060. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh peningkatan aktivitas xantin oksidoreduktase (XOR) di hati atau gangguan ekskresi ginjal. Penghambatan XOR terbukti efektif menurunkan kadar asam urat. Indonesia memiliki lebih dari 9.609 spesies tanaman obat, beberapa di antaranya berpotensi sebagai antihiperurisemia melalui mekanisme penghambatan XOR. Allopurinol, obat standar untuk kondisi ini, dapat menimbulkan efek samping serius bila digunakan berlebihan. Oleh karena itu, terapi herbal menjadi alternatif yang menjanjikan. Review ini bertujuan membahas tanaman yang secara empiris mampu menurunkan asam urat dengan menghambat xantin oksidase. Pencarian artikel publikasi dilakukan di beberapa mesin pencari, seperti ResearchGate, ScienceDirect, Google Scholar menggunakan kata kunci "Antioksidan", “Asam Urat” "Hiperurisemia", "In Vitro", "Metabolit Sekunder" dan "Tanaman Obat" berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, yang menghasilkan 15 artikel. Pencarian literatur dibatasi pada artikel yang diterbitkan dalam sepuluh tahun terakhir, dari 2015 hingga 2025. Hasil review menunjukkan bahwa tanaman tanaman tersebut memiliki potensi sebagai antihiperurisemia dengan mekanisme penghambatan enzim xantin oksidase.
Kata Kunci: Antioksidan, Asam Urat, Hiperurisemia, In Vitro, Metabolit Sekunder, Tanaman Obat, dan Xantin Oksidase




