Penatalaksanaan Holistik pada Laki-Laki Usia 58 Tahun dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Melalui Pendekatan Dokter Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Kalirejo

Authors

  • Saphira Murfi University of Lampung
  • Aila Karyus

DOI:

https://doi.org/10.23960/jka.v12i1.pp457-466
Abstract View: 17

Abstract

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya hambatan pada aliran udara pada saluran napas. Gejala utama PPOK antara lain, seperti sesak napas, batuk, dan produksi sputum yang meningkat, sehingga dapat mempengaruhi interaksi dan juga aktivitas sehari-hari. Prevalensi PPOK di Indonesia berdasarkan data Riset KesahatanDasar (RISKESDAS) pada tahun 2013 adalah sebesar 3,7%, dengan prevalensi pada provinsi Lampung yaitu sebesar 1,4%pada umur >30 tahun. Tujuannya sebagai penerapan pelayanan dokter yang berbasis evidance based medicine pada pasien.Studi ini menggunakan laporan kasus, dengan data primer yang didapati dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan kunjungan rumah untuk melengkapi data keluarga, data psikososial dan lingkungan. Data sekunder didapati dari rekam medis pasien di Puskesmas. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis holistik awal, proses, dan akhir studi secara kualitatif dan kuantitatif. Pasien Tn. P usia 58 tahun dengan diagnosis PPOK. Faktor risiko internal meliputi riwayat merokok pasien sejak lama.Faktor eksternal meliputi kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit pasien dan gaya hidup yang kurang baik. Pada pasien dilakukan intervensi berupa edukasi dan didapatkan perubahan pengetahuan serta perubahan perilaku. Penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan pada pasien ini telah dilakukan secara holistik, patient centered, dan family approach.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2025-06-20

How to Cite

Murfi, S., & Karyus, A. (2025). Penatalaksanaan Holistik pada Laki-Laki Usia 58 Tahun dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Melalui Pendekatan Dokter Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Kalirejo. Jurnal Kesehatan Dan Agromedicine, 12(1), 457–466. https://doi.org/10.23960/jka.v12i1.pp457-466