ASBESTOSIS, DIAGNOSIS DAN PENCEGAHANNYA

Syazili Mustofa, Dansen Frans Louise Draven Rudyanto, Pralia Winda Sari

Abstract


Perkembangan industri dan produknya memiliki dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Dampak negatif yang terjadi adalah terjadinya penyakit paru akibat kerja. Banyak gangguan pernapasan dan paru-paru pada pekerja dapat
diakibatkan oleh pengaruh debu, serat, gas, uap atau asap dari proses industri. Salah satu penyebabnya berupa debu asbes atau serat yang dihasilkan dari asbes. Debu atau serat yang terus menerus terhirup dapat menyebabkan asbestosis. Akumulasi konstan dari serat-serat ini menyebabkan jaringan parut di paru-paru dan kesulitan bernapas. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa 125 juta orang terpapar asbes melalui pekerjaan mereka dan setiap tahunnya mengakibatkan 90.000 kematian. Indonesia berada di peringkat ke-8 sebagai negara terbesar importir, pengolah, konsumen dan pengekspor asbes dan
bahannya. Dalam kurun waktu tahun 2000-2004, penggunaan asbes meningkat sebesar 20%. Diperkirakan sebanyak lebih dari 7.700 pekerja yang dipekerjakan di industri penanganan asbes, berisiko terpapar serat asbes. Belum ditemukan sebuah terapi untuk mengembalikan efek yang dihasilkan asbes pada alveoli. Fokus dari terapi yang dilakukan hanyalah untuk mencegah agar tidak bertambah parah dan meminimalisir gejala. Sehingga, langkah pencegahan sangat penting untuk mencegah terjadinya asbestosis.

Kata kunci: Penyakit akibat kerja, asbestosis, asbes

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

View My Stats

Statistics Counter since 14 Februari 2021

 Flag Counter

Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.