Resistensi Anti Helminth pada Infeksi Soil Transmitted Helminth
Abstract
Penyakit cacing merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia terutama infeksi cacing usus. Cacing usus umumnya termasuk golongan nematoda dan penularannya dengan perantaraan tanah (Soil Transmitted Helminths/STH), yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus dan Ancylostoma duodenale. Pada saat ini banyak sekalikejadian terulangnya infeksi meskipun telah dilakukan pemberian obat anti-helminth ataupun pencegahan lainnya. Hal ini terjadi karena resistensi anti-helminth pada cacing parasit. Mekanisme yang terjadi seperti mekanisme non reseptor yaitu gangguan pada enzim yang memetabolisme obat atau mekanisme transport yang memodulasi konsentrasi dari anti helminth sehingga dapat mencapai reseptornya, sehingga terjadilah mekanisme reseptor, seperti peningkatan efluk,
penurunan uptake obat, detoksifikasi enzim metabolisme dan inaktivasi anti-helminth dan penurunan aktivitas obat. Selain mekanisme resistensi secara biologis, rekurensi infeksi STH dapat terjadi akibat faktor predisposisi dan faktor lainnya. Sehingga dapat disimpulkan, reinfeksi STH terjadi karena resistensi anti-helminth dan faktor lainnya. [J Agromedi Unila 2015; 2(2):161-164]
Downloads
Download data is not yet available.
Downloads
Published
2015-05-01
How to Cite
Dharma, Y. P. (2015). Resistensi Anti Helminth pada Infeksi Soil Transmitted Helminth. Jurnal Kesehatan Dan Agromedicine, 2(2), 160–164. Retrieved from https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/1207
Issue
Section
Tinjauan Pustaka