Peran Antioksidan Daun Kelor (Moringa oleifera) dalam Mencegah Kerusakan Folikel Ovarium: Literature Review
DOI:
https://doi.org/10.23960/jkunila.v9i2.pp184-190
Abstract View: 0
Abstract
Ovarium merupakan organ reproduksi utama pada wanita yang sangat rentan terhadap kerusakan oksidatif akibat akumulasi radikal bebas. Kondisi ini dapat memicu apoptosis sel granulosa, peroksidasi lipid, serta penurunan kualitas dan jumlah folikel, sehingga mengganggu fungsi reproduksi. Moringa oleifera (daun kelor) menjadi fokus penelitian karena kandungan polifenol dan flavonoidnya, seperti Kaempferol dan quercetin , yang berperan sebagai penangkap radikal bebas serta meningkatkan aktivitas enzim antioksidan endogen seperti SOD dan GSH. Berbagai studi in vivo dan in vitro menunjukkan bahwa ekstrak daun M. oleifera mampu menurunkan kadar MDA, ROS, dan caspase-3, memperbaiki histologi folikel ovarium, serta menurunkan sitokin pro-inflamasi (TNF-α, IL-6, IL-8). Mekanisme molekulernya melibatkan aktivasi jalur Nrf2 yang meningkatkan ekspresi gen protektif seperti NQO1 dan HO-1 serta memperkuat sistem glutation, sehingga menstabilkan redoks seluler dan melindungi jaringan ovarium. Pada model PCOS, evaluasi morfometri menunjukkan peningkatan diameter folikel Graaf, bobot ovarium, dan penurunan degenerasi lapisan theca. Empat studi terbaru (2025) mengonfirmasi efek antioksidan, anti-inflamasi, dan anti-apoptotik M. oleifera yang meningkatkan viabilitas sel granulosa. Meskipun menjanjikan, sebagian besar bukti masih berasal dari model hewan, sehingga diperlukan penelitian lanjutan pada manusia untuk menentukan dosis, keamanan, dan efektivitas. Temuan ini mendukung potensi Moringa oleifera sebagai agen pelindung folikel ovarium bagi kesehatan reproduksi wanita








