Hubungan Intake Zat Besi Terhadap Kejadian Anemia Remaja Putri di Sekolah Menengah (SMP dan SMA) Alam Lampung
Anisa Nuraisa Jausal, Nisa Karima, Shinta Nareswari, Nur Ayu Virginia Irawati, Anggi Setiorini, Maya Ganda Ratna, Giska Tri Putri
DOI:
https://doi.org/10.23960/jkunila.v8i2.pp112-115
Abstract
Kasus anemia di Indonesia sebagian besar terjadi dikarenakan kurangnya zat besi sebagai konsekuensi atas kurangnya asupan makanan sumber zat besi khususnya sumber pangan hewani (besi heme). Penelitian ini secara bertujuan untuk mengetahui hubungan intake zat besi terhadap kejadian anemia remaja putri di Sekolah Menengah Alam Lampung.
Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan metode cross sectional. Data dikumpulkan dengan cara wawancara food recall 24 jam kepada responden dan pemeriksaan kadar hemoglobin untuk menentukan status anemia oleh peneliti. Teknik pengambilan sampel diambil secara total sampling sejumlah 21 responden. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara analitik menggunakan chi square. Hasil penelitian didapatkan kadar hemoglobin remaja putri memiliki nilai terendah 11,0 mg/dl, tertinggi 14,9 mg/dL, dengan rerata 12,9 mg/dL serta status anemia yaitu sebanyak 28,6%
mengalami anemia dan sebanyak 71,4% tidak mengalami anemia. Intake zat besi remaja putri terendah yaitu 2,8mg/ hari, tertinggi yaitu 23,4mg/ hari, dengan rerata 13,5mg/ hari serta sebanyak 57,1% tidak memiliki intake zat besi yang cukup dan sebanyak 42,9% memiliki intake zat besi yang cukup. Tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik mengenai intake zat besi terhadap kejadian anemia remaja putri di Sekolah Menengah Alam Lampung dengan p-value 0,125.
Kata kunci: anemia, intake zat besi, remaja putri.