MANAJEMEN TERAPI MALARIA FALCIPARUM YANG RESISTEN TERHADAP KLOROKUIN
Abstract
Kegagalan pengobatan menggunakan klorokuin sebagai lini pertama obat anti malaria telah menyebar ke berbagai belahan dunia. Resistensi obat antimalaria terus menjadi ancaman yang mengarah ke upaya pengendalian malaria terus menerus dan memutuskan untuk memantau keefektifan dari obat ini untuk menginformasikan obat anti malaria. Sejak kejadian itu, WHO menyarankan pengobatan Artemisin Combination Therapy (ACT). WHO memberikan standar penilain 28 hari digunakan untuk menilai respon klinis dan parasitologi dengan mengamati langsung pengobatan AL malaria tanpa komplikasi. AL menjadi obat yang aman dan berkhasiat untuk pengobatan malaria Plasmodium falciparum tanpa komplikasiKata Kunci: Plasmodium falciparum, Resistensi Klorokuin, gen Pfcrt T76, ACT
Downloads
Download data is not yet available.
Downloads
Published
2015-03-01
How to Cite
Kombonglangi, R. S. (2015). MANAJEMEN TERAPI MALARIA FALCIPARUM YANG RESISTEN TERHADAP KLOROKUIN. Majority, 4(6), 27–30. Retrieved from http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1392
Issue
Section
Artikel Penelitian