Tempe Kedelai sebagai Antihiperglikemik

  • Tri Suhanda

Abstract

Hiperglikemia merupakan kondisi kadar gula darah tubuh yang tinggi, ditandai dengan peningkatan kadar gula darah melebihi 200 mg/dl pada 2 jam setelah makan. peningkatan kadar gula darah dapat di akibatkan karena kondisi kegemukan dan obesitas. Kegemukan dan obesitas terjadi akibat asupan energi lebih tinggi daripada energi yang dikeluarkan. Obesitas dapat di hindari dengan mengatur gaya hidup, salah satunya adalah mengatur pola diet. Tempe tergolong sumber makanandengan kandungan asam amino esensial dan non esensial yang lengkap, kadar lemak jenuh rendah,isoflavon tinggi, serat tinggi, indeks glikemik rendah (glycemic index <55), dan mudah dicerna. Protein pada tempe tinggi kandungan arginin dan glisin, yang meningkatkan sekresi insulin dan glukagon dari pankreas. Kandungan isoflavon berupa Genistein dan Dadzein berperan sebagai antihiperglikemik melalui mekanisme aktivasi glukokinase, penghambatan glukosa-6-fosfatase, phospoenol pyruvate carboxykinase, fatty acid synthase, βoxidation dan Carnitine Palmitoyltransferase di hati. Selain itu Serat tinggi pada tempe dapat mempengaruhi kadar glukosa darah karena memperlambat absorbsi glukosa sehingga mempengaruhi penurunan glukosa. Indeks glikemik tempe yang rendah menjadikan respon glukosa darah tubuh rendahsehingga peningkatan kadar glukosa darah relatif kecil. Simpulan tempe memiliki sifat antihiperglikemik. [J Agromed Unila 2015; 2(3):252-256]Kata kunci: antihiperglikemik, obesitas, tempe kedelai
Published
2015-08-01
Section
Tinjauan Pustaka