Kromosom Philadelphia Dan Peranannya Dalam Patogenesis Chronic Myeloid Leukemia (CML)

Authors

  • Selvi Rahmawati

DOI:

https://doi.org/10.23960/jkunila.v4i2.pp219-225
Abstract View: 6033

Abstract

Chronic myeloid leukemia (CML) berkaitan erat dengan gen fusi BCR-ABL. Gen fusi BCR-ABL terjadi akibat translokasi resiprokal antara kromosom 9 dengan kromosom 22 membentuk kromosom Philadelphia. Gen fusi BCR-ABL pada kromosom Philadelphia diketahui sebagai kelainan genetik primer yang menjadi penyebab utama kasus CML. Terbentuknya kromosom Philadephia yang mengkode protein onkogenik P210BCR-ABL  akan menginduksi inisasi proses fosforilasi, aktivasi dan disregulasi transduksi sinyal intraselular yang berperan dalam regulasi pertumbuhan dan survival sel progenitor myeloid di bone marrow. Pada gen fusi BCR-ABL, ekson pertama pada gen ABL hilang dan digantikan dengan sekuens gen BCR, sehingga menyebabkan terganggunya mekanisme autoinhibisi pada domain kinase ABL. Domain oligomerisasi gen BCR yang bergabung pada N terminal gen ABL akan menyebabkan oligomerisasi atau pengelompokan domain kinase ABL, sehingga mengakibatkan autofosforilasi tirosin kinase. Proses tersebut juga mengakibatkan berbagai protein serta molekul-molekul adaptor terikat (docking) pada protein BCR-ABL, sehingga mengarah pada aktivasi berbagai jalur transduksi sinyal intraseluler. Jalur transduksi sinyal yang teraktivasi berkaitan dengan inhibisi diferensiasi sel, inhibisi apoptosis serta proliferasi sel myeloid progenitor yang mengarah pada manifestasi klinis CML yaitu banyak ditemukannya sel myeloid imatur terutama pada fase terminal CML.

 

Kata kunci : kromosom Philadephia, BCR-ABL1, chronic myeloid leukemia, CML

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2020-10-02

How to Cite

Rahmawati, S. (2020). Kromosom Philadelphia Dan Peranannya Dalam Patogenesis Chronic Myeloid Leukemia (CML). Jurnal Kedokteran Universitas Lampung, 4(2), 219–225. https://doi.org/10.23960/jkunila.v4i2.pp219-225

Issue

Section

Research