Paracetamol Menyebabkan Steven Johnson Syndrome pada Wanita Berusia 24 Tahun
DOI:
https://doi.org/10.23960/jkunila.v2i1.pp59-62
Abstract
Stevens Johnson Syndrome (SJS) merupakan reaksi hipersentivitas berat yang disebabkan oleh infeksi, seperti virus Herpes simplex atau Mycoplasma, vaksinasi, penyakit sistemik, agen-agen tertentu, makanan dan obat-obatan. Insidensi SJS diperkirakan 2-3% per juta populasi per tahun di Amerika Serikat dan di negara-negara Eropa, sedangkan di Indonesia kasus SJS terjadi sekitar 12 kasus per tahun. Patofisiologi dari SJS sendiri masih belum diketahui, namun penyebab utama SJS adalah alergi obat. Paracetamol merupakan salah satu obat yang paling sering digunakan dan relatif aman, namun dapat menyebabkan efek samping berupa reaksi hipersensitivitas kutan. Laporan kasus ini membahas tentang SJS yang timbul pada wanita berusia 24 tahun akibat pemberian paracetamol infus karena demam pasca operasi. Pada pasien timbul vesikel eritematosa, bula eritematosa, plak eritematosa, erosi, krusta, purpura, krusta hemoragik, sedikit tebal, sulit dilepas, batas ireguler, multipel, ukuran 0,5 sampai 1 cm pada regio palpebra, mukosa bibir, regio coli, regio brachii dextra et sinistra, dan regio thorax. Pasien dalam kasus ini diberikan terapi kortikosteroid topikal dan sistemik, silver sulfodiazin pada luka di tubuh serta antibiotik sistemik. Setelah diberikan terapi tersebut, kondisi pasien perlahan membaik.
Kata kunci:Paracetamol, reaksi alergi, Steven Johnson Syndrome