Erupsi Obat Alergi: Tinjauan Kasus Sindrom Hipersensitivitas Obat pada Pasien dalam Pengobatan Morbus Hansen

Authors

  • Dwi Indria Anggraini

DOI:

https://doi.org/10.23960/jkunila.v1i3.pp573-577
Abstract View: 1083

Abstract

Reaksi simpang obat bervariasi, dapat terjadi hanya pada kulit atau sistemik. Sindrom hipersensitivitas obat (SHO) jarang terjadi namun merupakan salah satu reaksi simpang obat berat. Tinjauan kasus ini bertujuan mengetahui diagnosis dan tata laksana erupsi obat alergi, terutama SHO. Kasus, seorang perempuan 37 tahun timbul bercakbercak kemerahan seluruh tubuh disertai mata kuning dan demam, buang air kecil berwarna teh gelap, mual, dan sengkelan di kedua lipat paha. Sejak enam minggu sebelumnya pasien minum obat dapson, rifampisin, klofazimin untuk pengobatan penyakit Morbus Hansen. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang, ditegakkan diagnosis Erupsi Obat Alergi tipe Sindrom Hipersensitivitas Obat dan Morbus Hansen tipe Borderline Tuberculoid. Tatalaksana medikamentosa berupa metilprednisolon 16-16-8 mg, loratadin 1x10 mg, ranitidin 2x150 mg. Simpulan, SHO
ditandai dengan erupsi kulit, demam, dan keterlibatan organ dalam. Tata laksana SHO berupa identifikasi dan menghentikan obat penyebab serta direkomendasikanpemberian kortikosteroid sistemik.
Kata kunci: Erupsi obat alergi, Morbus Hansen, Sindrom Hipersensitivitas Obat

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2017-10-01

How to Cite

Anggraini, D. I. (2017). Erupsi Obat Alergi: Tinjauan Kasus Sindrom Hipersensitivitas Obat pada Pasien dalam Pengobatan Morbus Hansen. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung, 1(3), 573–577. https://doi.org/10.23960/jkunila.v1i3.pp573-577

Issue

Section

Articles Review